Membangun suatu RF Power Amplifier yang berdaya output RF – katakanlah lumayan – tidaklah harus dengan biaya yang lumayan pula. Juga operasional yang tinggi pula. Bokong dengan Mosfet adalah salah satu pilihan yang nyaman, meskipun type yang dipakai mungkin kurang pas untuk RF semisal K2698 (2SK2698) yang dari sononya mungkin dicetak untuk DC Converter, bukan untuk brik-brikan.

Namun sudahlah, yang jelas oknum bernama K2698 produk Toshiba ini sudah membuktikan dirinya mampu bekerja sebagai BOKONG yang semlohey. Ekonomis-efisien, karena kita hanya butuh tingkat penguatan yang lebih pendek untuk menyogok Gate nya. Hanya 1 watt atau hanya dengan transistor sekelas C1162,  selanjutnya kita tinggal mensuplai Drain dengan tegangan di atas 13 volt namun dengan arus yang kecil saja (cukup dengan Trafo 5A) kita sudah mendapatkan output RF yang panasss.. Kita coba bandingkan dengan RF Po Amp Transistor, dimana kita butuh rangkaian penguatan yang panjang untuk mendapatkan gelar juara, pun dengan arus yang besar pula (Trafo setidaknya 30A) dengan kata lain biaya yang harus dikucurkan tidak sedikit. Apalagi transmitter berbasis Tube bin Tabung. Lebih mengerikan di sisi operasional. Tapi kalau sudah cinta mati pada Tabung, ndak perlu pula-lah kita musti meninggalkan Tabung.

Ini mungkin solusi segar (dengan skema-skema Kabul yang sudah basi)- bagi kita-kita yang merasa bahwa efisiensi begitu penting,  ketika kita dihadapkan dengan krisis listrik di negeri tercinta ini.

Sebuah rangkaian Single-ended yang murah meriah, kami coba tawarkan dengan Pre Driver 3 tingkat yang kemudian disogok ke Gate Final IRFP-250N. Sebelum menyodok Gate Final perlu kiranya kita pastikan bahwa output Pre Driver seyogyanya ndak lebih dari 1,5W atau maksimal 2W supaya Final mendapatkan input yang aman. Dan yang penting adalah sebenarnya, Final tidak almarhum  karena  input yang terlalu besar. Kami sekeluarga menganjurkan bias pada Gate IRFP-250N antara 1-2V saja, sedangkan Drain 45-60V cukup ideal untuk type IRF dan jika memakai type K2847 atau K2698 bisalah agak dinaikkan s/d 120V.

Menurut sondara kita, Pak Ali yang memancar dari Pondok Gede, input RF type K relatif lebih lembut dari yang ber-type IRF. Namun tegangan Drain type K lebih tinggi dengan arus  lebih rendah dari IRF. Sebaliknya IRF butuh arus Drain yang besar, tegangan tidak begitu tinggi namun sogokan RF pada Gate bisa diberi agak lebih besar dibanding type K


197 Tanggapan to “Single-ended IRFP250N”


  1. 1 budi ernawan
    5 April 2010 pukul 10:15

    biar tidak ribet zzerobeat tolong didesain carima am 80m.distu mendengar disitu memancar

    Suka

    • 11 Mei 2010 pukul 18:29

      Mas Budi Ernawan bisa membuat TRX lengkap dengan menggabung-gabungkan skema-skema yang sudah ada dalam Blog ini sehingga jadi satu unit Hasta-karya bernama TRX Homebrew, berdasar diagram block yang juga sudah ditampilkan. Mas Budi Demak adalah contoh sukses Home-brewer yang berhasil, merakit dan memodifikasi sedemikian rupa dengan bokong GS50 empat batang sehingga saat ini beliau tercatat sebagai pesaing tunggal BBC London. Selamat ber-eksperimen.

      Suka

    • 5 adi is
      16 November 2010 pukul 02:53

      mbah kabul, selamat pagi.

      saya sudah ubeg ubeg skemanya nih di blog anda , tapi nggak nemu tuh untuk skema yang digabung bisa menjadi transceiver-an.

      setahu saya yang dimaksud dengan transceiver itu vfo nya cuman satu, yang digunakan untuk transmiter ataupun receiver nya.

      umpama kita akan menerima (receive) di 4 mHz, andaikata if receiver kita 455kHz, maka frequency oscilatornya sebenarnya ya ada di 4,455 kHz.
      nah kalo oscilatornya langsung dipakai pada frequency tersebut, ya khan ora muni mbah ?

      jadi mungkin penyelesaiannya adalah mencampur oscilator itu dengan frequency if (455 kHz),
      barangkali kerjanya, waktu receive 4,455 khz, tapi waktu transmit menjadi 4,455 kHz dikurangi 455 kHz menjadi 4,000.

      kalau vfo nya dipasangi display counter digital, tampilan nya umpama 4,000 kHz (karena off set pada 455), pada transmit juga akan tetap segitu, tapi sebenarnya sewaktu transmit vfo tsb diurangi 455, lalu dikuatkan ke buffer, driver dst..

      untuk transceiver am tersebut saya telah buatkan beberapa rekan di jakarta, seperti Ali pondok gede, Besut depok, dan beberapa lainnya.
      tapi biayanya jauh lebih besar dari pada membuat transceiver ssb, karena am memerlukan beberapa trafo yang sebesar accu mobil, sedangkan ssb cukup power supply 30 A saja.

      barangkali segitu pemahaman saya mbah, maaf kalau saya salah…

      salam untuk mbah, dan teman pembaca am lainnya,

      adi is, Jakarta timur

      Suka

      • 6 am80mkabul
        17 November 2010 pukul 08:42

        Betul Boss, VFO yang dipakai satu, buat TX sekaligus RX. Untuk menggenapkan selisih f TX dan RX, dilibatkan BFO sebagai pengejar selisih tersebut. Sayangnya gambar kami pada halaman AM TRX ada kesalahan cetak, mestinya BFO dan TX Mixer dikerjakan bukan continue tapi saat transmit saja. Jadi saat RX, BFO stand-by. Saat TX kita plintir BFO sehingga zero-beat dengan f RX kita. Di sini kebutuhan Counter dirasakan sekali, namun karena keterbatasan perangkat. Kami lakukan dengan cara ndeso, dengan melibatkan radio kempitan saat setting BFO. Jika setting sudah tepat benar, selesailah sudah hajat kita. Selanjutnya seperti TRX umumnya, di situ kita mendengar di situ juga kita memancar.
        Dalam skema kami memilih menggunakan Mixer pasif / ring diode karena di sana dalam pengerjaannya tidak diperlukan tegangan. Jadi pemutusan tegangan hanya pada unit BFO saja.
        Dalam konsep kami untuk modifikasi TX-RX pisah menjadi satu unit TRX, sebenarya hanya penambahan BFO dan TX Mixer saja. Unit-unit lainnya tinggal jumper sana jumper sini dengan kabel.
        Ini adalah konsep versi kami saja, atas urun-rembuknya Boss Adi di forum ini kami ucapkan beribu terima kasih dan kami akan merindukan urun-rembuk anda selanjutnya.

        Suka

  2. 7 legowo
    29 April 2010 pukul 18:16

    pak mau tanya dong…

    toroid-nya diameter berapa ya ?

    thks…

    Suka

    • 2 Mei 2010 pukul 17:40

      Untuk rangkaian Push-pull, T1 balun hidung babi (Balun TV) 1 biji, T2 Toroid tubing diameter 1,5cmX2,7cm 2 biji (Paralel). Untuk Single-ended balun rasio 4:1 bisa pakai balun TV sebiji, dengan kawat 0,3mm 8-10 lilit.

      Suka

      • 9 legowo
        5 Mei 2010 pukul 11:19

        kalo single-ended bisa pake toroid pak ? kebetulan saya punya dari bekas power supply komputer. apakah ukurannya 1,5cm X 2,7cm juga pak ? ngomong2 yg main di 80 m masih banyak pak ? saya lagi coba buat vfo-nya neh…

        Suka

      • 9 Mei 2010 pukul 01:23

        Bapak-bapak ibu-ibu sekalian bisa mempergunakan toroid TV berlubang dua, yang biasa disebut toroid hidung babi. Di kota kami harga sebuahnya Rp1500. Selamat ber-eksperimen, dan jangan lupa, kalau sudah muncul di AM 4MHz silahkan Mas Kabul di-zero-beat.

        Suka

      • 11 legowo
        18 Mei 2010 pukul 08:03

        ok jelas banget keterangan gambarnya…thks bgt pak…

        Suka

  3. 18 Mei 2010 pukul 15:49

    pak kabul.. sampeyan kok uapik temen seh… gambare kumplit tenan.. sampeyan ga wedi kalah iwak-iwak, nek kabeh iso nggawe “bokong semok” he..he..

    Suka

    • 19 Mei 2010 pukul 19:11

      Akan senang sekali nek kabeh iso nggawe BOKONG SEMOK, karena Koh Kabul ini penggemar berat BOKONG SEMOK, apalagi BOKONG sing SAK BECAK, ha ha.. Jare Mas Herman ANGAK HOOOOO!!!! Wk wk wk

      Suka

      • 14 legowo
        25 Mei 2010 pukul 15:03

        pak…kira2 knapa ya…sampe transistor C1226, RF-nya keluar bagus di radio, cuma kalo dimasukan ke RF PA, langsung berantakan frekwensi-nya…semua frekwensi di SW1 berisik jadinya ( kreeekkkk )….apakah karena belum pake antena ya pak ? thks…

        Suka

      • 25 Mei 2010 pukul 20:05

        Sementara bikin arde saja dulu, kadang-kadang kuncinya pada arde. Lebih mudah jika antena dan arde sudah ada, lebih kelihatan nanti dimana titik apinya hehe. Kadang juga kita ndak harus memakai konfigurasi kelas A seperti dalam gambar, kalau sang Final maunya dikerjakan di kelas C ya nda ada salahnya dirubah, antara Gate Final dikasih R 4,7 Ohm 5w ke ground misalnya. Terima kasih dan selamat berkarya, 73

        Suka

  4. 30 Mei 2010 pukul 10:37

    met pagi. wah itu berarti frekwensi melebar seperti bokongnya koh kabul he he he jadi masuk final acak2an coba betulkan vfo nya lagi mungkin varconya terlalu kecil coba pakai varco yg biasa buat radio biasanya kaki2 banyak pakai yg tengah ma yg pinggir aja trus 1226 ganti aja 313 trus 300MA ganti aja ma coil inti ferit radio wusss mantaf deh

    Suka

  5. 30 Mei 2010 pukul 10:40

    met pagi. wah itu berarti frekwensi melebar seperti bokongnya koh kabul he he he jadi masuk final acak2an coba betulkan vfo nya lagi mungkin varconya terlalu kecil coba pakai varco yg biasa buat radio biasanya kaki2 banyak pakai yg tengah ma yg pinggir aja trus 1226 ganti aja 313 trus 300MA ganti aja ma coil inti ferit radio wusss mantaf deh koh

    Suka

    • 30 Mei 2010 pukul 22:05

      Setuju Bang. Lebih OK-nya memang RFC 300mA diganti koil inti ferit, jadinya lebih linier dan lebih Broadband, D313 OK juga Bang tapi kalau suka pakai yang tulen buat RF, ambil ini aja Bang, 2SC2166 tapi nebusnya 15rb yang ori keluaran Mitsubishi, yang aspal cuma 5rb perak saja. Terima kasih komen-nya yang solutif dan semoga AM 80 m terus nggak ada matinya, 73!

      Suka

  6. 19 budi ernawan
    9 Agustus 2010 pukul 10:35

    mas kabul saya tinggal di desa durenan rt 8 rw 4 kec durenan kab trenggalek.aku sambat begini karena sudah tua .matanya sudah males lihat bunderan warna resistor.maaf yaaa mas kabul

    Suka

  7. 20 Kang Paimo
    6 September 2010 pukul 12:31

    Koh Kabul….
    Wah skema JBL35 mosfetnya ciamik tenan.
    Bisa narik berapa amper , trus keluar RF nya kira2 berapa watt?
    Lha kalao untuk low Z (coax 50 ohm) apa bisa pakai link coupling ?
    Suwun ….

    Suka

    • 6 September 2010 pukul 17:36

      Salam sejahtera Kang Mo, terima kasih sudah sudi mampir. Gambar yang diposting sebenarnya hanya gambaran sebenarnya dari kondisi kami sekarang ini yang hanya menggunakan kabel telpon. Jika Kang Mo menggunakan antena dengan Z rendah tentunya mesti pakai Link-coupling atau Pi Section. Untuk Link-coupling silahkan coba 26 lilit pada primer dan outputnya (sekunder) dikasih 4-6 lilit. Koker PVC 1 dim gulungan primer di dalam, sekunder di luar, dengan diberi sekat isolasi atau kertas.
      Mengenai berapa amper arus yang ditarik atau berapa watt output pemancar kami, mohon maaf kami belum pernah mengukurnya, karena kami tidak mempunyai SWR, Dummy Load dsb. AVO meter saja kami hanya pinjam tetangga sebelah yang tukang serpis TV. Modal kami hanya Solder 30W sama Gondorukem. Sekali lagi terima kasih telah sudi mampir mudah-mudahan ndak kapok ngunjungi halaman kami.

      Suka

    • 22 mattoha
      1 Desember 2010 pukul 22:13

      numpang nanya ni sampean opo kang paimo tulungagung opo kang paimo nggondang legi malang

      Suka

  8. 24 catur
    13 September 2010 pukul 18:43

    link coupling apa ya,,tolong bos dijelasin…karena aku tak pernah bosen mampir di blog anda,,

    Suka

  9. 31 luffy
    3 Oktober 2010 pukul 13:09

    wah… om kabul serem banget rangkaian nya…
    saya udah coba pake irfp250n 2batang d final..
    drain 60V, gate 2V. dengan pendorong driver TR.C1060.
    tapi kok belum bisa mengalah kan tabung 6146 ya…?
    ajari saya dong mas kabul, gimana caranya biar bisa
    nimpah 6146 punya rekan saya…
    oiya mas kabul, saya dari Medan,Sumatera Utara.Thnx.

    Suka

    • 3 Oktober 2010 pukul 16:50

      Waduh sebenernya banyak sekali ya Bang penyebabnya. Kalau dibahas nggak ada habisnya. Satu aja dulu, kita mulai check kualitas pancaran kita, ini pengalaman sederhana saja ya Bang. Kita coba spotting di frek. kosong, kita dengarkan di radio, bawa radio keluar rumah sambil di putar-putar tuningnya, ada berapa banyak harmonisa yang terdengar, di spasi antara harmonisa tersebut kedengaran angin ribut apa tidak. Jika hasil clear, ada harmonisa cuma beberapa dan di spasinya tidak ada kemresek, kita lanjut masukkan audio, coba putar lagu-lagu, seperti di atas, kita amati kualitas suaranya, benar-benar teteh apa pecah dan seterusnya. Ini berdasar kebiasaan ndeso kami dalam menguji radio brik kami ya Bang, lain ladang lain ilalang.
      Jika uji coba tadi sangat memuaskan, uji juga osilatornya, broadcasting lagi, radio kempitan diperjauh monitoringnya misalnya dibawa ke pos kamling sambil di amati di sana, coba di-BFO, gimana hasilnya..
      Sebenarnya ini semua tak patut ditiru karena cara ini sangat primitif, tapi hanya itulah kebisaan kami dalam testing testing radio brik. Terima kasih dan salam damai untuk rekan-rekan di Medan yang kalok tidak salah itu di Sulawesi Utara ya Bang ya??

      Suka

      • 33 luffy
        10 Oktober 2010 pukul 11:13

        occe… terimakasih… atas info ny mas kabul….
        tapi setelah saya naikin volt nya70v kemarin..
        akhir nya IRFP250 bisa membuat kelelep tabung6146.
        he…he…he…. (Medan yo nang Sumatra Utara mas kabul.)
        sing teroris e akeh saiki.. hikss.hiks…hiks…

        Suka

    • 34 nanangbondowoso
      5 Oktober 2010 pukul 23:24

      Gampang….cari tukang record yang rumahnya dekat anda….

      Suka

  10. 36 nanangbondowoso
    4 Oktober 2010 pukul 12:49

    Oalah….wak Bul. Medan iku yo cedake Kesamben Blitar, trerus mbelok ngidul…..

    Suka

  11. 8 Oktober 2010 pukul 22:47

    Kulo nuwun Pak Aku ini Juga pernah muncul di80m sekitar th1996 sebage lokal kota bandung dan muncul lagi di Purbalingga jateng dan sampai sekarang kepingin naik lagi ketemu Panjenengan sami. Tetapi rekan-rekan semua jaraknya sangatlah jauh maka dari itu harus pakai pesawat rangkaian yang bener-bener wattnya bissa menjangkau Panjenengan sami terutama Pak kabul.Oleh karena itu Pak aku minta tolong kira2 harus pakai rangkaian yang mana dari rangkaian yang ada diatas dan tidak terlalu menguras kocek. Wassalam.Maturnembah nuwun

    Suka

  12. 9 Oktober 2010 pukul 12:44

    Wuallaikumsalam, matur nembah nuwun katur Rama-yai Bedjo, senior kawula ingkang sampun keraya-raya rawuh wonten wepsait-ipun kawula sami. Ingkang dipun suwun mugi Rama-yai Bedjo taksih bergas waras mboten kirang beras lan ugi ingkang utami peksinipun tansah akas trengginas.
    Bab ingkang panjenengan aturaken menika nyuwun duka menapa mboten kuwalik, amargi raosipun ingkang kedah ngangsu kaweruh sejatosipun menika malah kawula sami, dados ketawisipun mboten patut bilih menawi kawula sami ingkang ngasik saran. Hananging menawi dipun paringaken kawula namung saget ngaturi menawi Rama-yai Bedjo kersaa nyobi pemancar ingkang migunaaken Mospet kemawon, amargi sedaya panyuwunipun gampil dipun padosaken srana leles wonten Pasar Loak utawi pesen kaliyan Tukang Rosok.
    Semanten rumiyin atur kawula bilih menawi wonten atur kawula sami ingkang mboten patut dipun waos mugi dipun paringaken pangapunten ingkang kathah. Nuwun.

    Suka

  13. 11 Oktober 2010 pukul 08:28

    mas rangkaian di atas apa menggunakan RFC yg warna hitam !!!! belinya di mana ya …

    Suka

    • 41 am80mkabul
      11 Oktober 2010 pukul 19:29

      Begini ya Bang Tomang sayang, sudah menjadi tradisi kami sekeluarga apabila kami baru beli atau dapat RFC, terlebih dahulu kami celup ke Vernis biar nantinya bisa awet ndak gampang brodol gulungan kawatnya. Kebetulan vernis yang kami pakai vernis hitam.

      Suka

  14. 27 Oktober 2010 pukul 13:33

    Mas Kabul ki mancare nang ndi trus ben jam piro to ?

    Aku pengen ngobrol, tapi cuman punya radio bebek…

    kapan2 nek aku mlebu ojo dipleroki lho…

    biasane nek nggawe bebek sok dijewer ambek sing nggae AM hehehe

    Suka

    • 43 am80mkabul
      27 Oktober 2010 pukul 15:07

      Mboten. Menika desas desus kemawon. Mboten wonten ingkang nggesah utawi ngusir sinten kemawon ingkang kersa mlebet palagan AM 4,1MHz. Mboten wonten pangkat kasta lan sapanunggale amargi sedanten sami sak nasib lan sak hobby, ngelak memitran lan pasaduluran ingkang numusaken manfaat ingkang migunani mring sasami. (dhruk..dhuk dhug ddug…)
      Terima kasih rawuhnya, Kang Mas Widi, kami biasa muncul sore saat propagasi sudah tidak skip pada 4,050-4,150MHz. Monggo jika Kang Mas Widi berkenan joint di situ.

      Suka

  15. 27 Oktober 2010 pukul 15:51

    wah, nggolek kristal sik aku, biar maknyoss. Rodo males nggawe vfo soale ( kehabisan varco soalnya wkwkwkw 😀 )

    Senang sekali wak Kabul, soalnya di sini masih ada IRF250 beberapa biji, habis eksperimen kombiner buat bebek kemaren.

    Kapan2 nggawe bebek yo wak Kabul, nanti sama2 belajar bikin sendiri. Aku lagi nyoba ngrakit sing murah meriah. Baru jadi preamp mic ambek amplifiernya aja hehehe.

    IRF250 lumayan lho, nek di pushpull buat bebek bisa keluar 80W pada tegangan 13.8V. Klo kombiner 4 biji bisa 400W pada 22V hehehe.

    Pokok’e HOMEBROW POREPER !!

    Suka

  16. 45 paijo
    29 Oktober 2010 pukul 20:45

    powernya joss yang irf apa type k pak?

    Suka

  17. 26 November 2010 pukul 10:51

    Mas kabul, mo nanya nih, saya khan pakai final D 313 mau pakai final kelas C pakai irf 250 kalau gak pakai T1 langsung di hubungkan ke C driver bisa gak ya, trus R ground gak usah diganti hanya pakai rfc 100 Ma trus kaki yg ke ground langsung ikut osc, buf, driver apakah dah irf nya bisa bekerja ?…

    Suka

    • 26 November 2010 pukul 13:00

      Pada prinsipnya bisa saja tanpa T1, output Driver dikopling kapasitor dan langsung ke input IRFP-250N. Final dengan konfigurasi kelas C juga boleh. Yang paling prinsip adalah Mosfet tidak mau dikasih input yang besar, input lebih dari 2W sering menyebabkan Mosfet langsung almarhum.
      Saran kami, sediakanlah stock IRF sebanyak-banyaknya saat experiment final hahahaha. Good luck dah, semoga sukses dan happy end dengan IRFP-250N nya.

      Suka

  18. 49 agustomank
    29 November 2010 pukul 20:33

    mo tanya lagi mas. apa beda IRF yg asli dan aspal dan ada gak pengaruhnya ?

    Suka

  19. 51 Catur
    8 Desember 2010 pukul 12:15

    Om kabul^^, pa kabar?mau curhat nih>,<osilator saya pake yg fet k241 2x2n2222a jiplak gmbr om he he he plagiat boleh kan bos?,bagus emang hasilnya mendekati stabil dan minim harmonic walo sempit,(pertanyaan dan keluhan )
    1.osc setelah diinput ke predriver yg juga nyontoh gmbr oM kok kabur ke frekeuensi lain dari beat osilator semula?pdhl supply Ampere berikut tegangan 13.8 v udeh mmenuhi syarat dan dipastikan tak ngedrop.parahnya diinput ke final single udah ga ketulungan lagi ,pokoknya kabur nyampe Tol jagorawi hu hu hu,
    di tank koil neon emang nyala di swr tertera 40 W lebih dikit dg Dummyload 50*hm belum berani di transfer ke ATM eh Antena ding …karena antena kabel berikut bambu baru ditinggal maen 2 hari ilang kemana di potong pemulung kali (he he he pemulungnya orang teknik kali lha kabel RG ma NYAF 40 m kan ada harganya"parah"wis biarinlah…ho ho) tapi saya mau protes soal bunga api di Varco tuning begitu modulasi dibisikin …walah kemretek kayak kembang api taon baru padahalbaru 32 V ,Haduwh padahal spasi rotor stator uwiss di jarangkan lho om minta solusi dong OM bokong yang tak pake Varco logam maksudnya bikin LPF yg ukurannya pake semisal 2,4 uH kaya skema om juga,**jumlah lilitan,diameter kawat,diameter koker ,berapa? -niru gampang tapi hasile beda_memang panjang episode eksperimen ck ckc k sabarrrrr sing megang solder…suwun pak kabol^^-
    2.

    Suka

    • 8 Desember 2010 pukul 17:53

      1.Kami punya tradisi yang cukup ndeso dalam menepatkan zerobit, yakni dengan osilator X’tal 4,3MHz sebagai alat bantu. Sebelumnya kami lepas terlebih dahulu kopling ke final sekaligus tegangan finalnya. Kemudian kami hidupkan osc. X’tal, radio kempitan dizerobeat ke f out X’tal. Lantas kita zerobeat dengan VFO, dengan kata lain osc. X’tal kita doubling dengan VFO. Setelah zerobit benar, pre-driver kita hidupkan, jadi kita transmit sampai driver saja tanpa final. Kami check nada di radio kempitan berubah apa tidak (biasanya berubah), perubahannya lari ke atas atau kebawah, disini kami baru upayakan dengan cara seadanya dengan merubah-rubah nilai C kopling VFO, mungkin perlu juga R 820 pada Emitor Buffer VFO dibesarkan atau dikecilkan. Kalau masih bandel juga kami coba seri kopling 470pF dengan 220pF dan antara 470-220pF kami kasik R 220 Ohm. Harga-harganya kami rubah-rubah sampai didapatkan nada yang sama saat doubling dengan VFO saja atau VFO + Pre-Driver. Mungkin anda bisa improve dengan trik lain supaya saat Full-TX frekwensi tidak mencolot. Apa itu “mencolot”???
      2. Pesta Bunga api pada Varco sampai bahkan benar-benar keluar apinya dan menyala disertai asap, kayaknya banyak yang mengalami Mas. Kami pernah dan setelah kami pelototi varconya yang semula kami anggap spasinya cukup, eh ternyata ada baut yang mepet dengan bilah stator. Dari sana pesta bunga apinya muncul. Kecermatan ternyata agak diperlukan dalam menjarangkan Varco.He he.
      3. LPF untuk ngganti Tank-coil coba saja dengan 2 buah lilitan pada koker 8mm yang selengkapnya silahkan lihat pada gambar bawah sendiri. Terus terang kami belum pernah coba untuk AM, tapi rekan Banyuwangi ada yang pernah coba tahun 1987 (YD3BXG). Terima kasyih.

      Suka

  20. 53 agustomank
    9 Desember 2010 pukul 06:48

    Ada bunga apinya khan bagus ya mas kabul buat nanti tahun baru gak perlu beli ke glodog lagi he he he. Varco nyiprat api ya itu deh karena ada yg nempel coba cek pakai multi tester tinggal di renggangkan pakai obeng min, dan kedua mungkin 31 alias antena blum di pasang dan modulasi full di hidupkan wah ini bahaya nih finalnya bisa jebol paling gak kalau coba2 pakai antena darurat aja dech. Atau memperkecil arus ke oscilator dengan memperbesar r seperti kata mbah dukun he he he gag cuma 220 ohn bisa juga 470 ohm

    Suka

  21. 54 Mr. Soetrisno
    10 Desember 2010 pukul 19:10

    pak kabul YTH,, saya punya FET IRFZ46N, Kira2 bagus gk untuk dijadikan Final?? soalnya blm ketemu sama yg IRFP250N,, atau di mana saya bisa dapatken IRFP250N tsb di atas??

    Suka

    • 55 am80mkabul
      10 Desember 2010 pukul 22:50

      Yth Mr.&Mrs Soetrisno, panjenengan ndak usah kepancang harus pakai IRFP250, karena masih banyak keluarga mosfet yang bisa dipergunakan termasuk yang anda sebutkan tadi. Ada beberapa mosfet yang sudah dipakai rekan-rekan diantaranya kalau boleh saya sebutkan, K2847, K1342, K1341, K2698, IRFZ44, IRF540, IRF450, IRF530, IRF510, IRF630 dan masih banyak lagi. Masing-masing punya pesona tersendiri. Siapa tahu dengan IRFZ46N anda kelak akan meraih juara dunia?

      Suka

    • 56 mattoha
      13 Desember 2010 pukul 23:00

      rankaian di atas kalau bagian osilator diganti dg rangkaian yg pake transistor cocok ndak makde sebab sy nyari fet k192 ndak dapat tapi kalo irfnya ada nggak kaya di wetan disana komplit

      Suka

  22. 58 mattoha
    25 Desember 2010 pukul 08:09

    makde kabul sy lg nyoba rangkaian di atas tapi kok blm berhasil untuk osilator udah pake k192 terus lanjut ke bufer rf keluar trs ke driver juga sudah ada rf tapi setelah melewati balun rfnya ilang makde la tak jajal masukin ke gate final irf dg tegangan 30v biasnya 2volt tidak keluar rf sama sekali.untuk posisi G D S sudah sesuai dg gambar makde kabul.biasnya nyoba di seting sampe 4v ndak ada perubahan untuk anten panjannya 17,5m kabel ke atas make kabel tilpun kira-2 yg kurang pas faktor apanya ya de.oo..iya de dapat salam dari kang jumali kemarin saya telpon beliau minta no hp panjenengan juga konco-2 blitar yg masih on air.beliau mengharap banget lo de

    Suka

    • 59 am80mkabul
      25 Desember 2010 pukul 12:04

      Mohon maaf yang sebesar-besarnya makdhe Toha yo, kami ini wong ndeso ndak punya hape, yang punya anake Rukayah, itupun sukak digonta-ganti nomernya maklum jenenge bocah..
      Ngrakit pemancar kadang pancen nganyelne telih Dhe, mulane sing sabar lan aja lali nembah marang Gusti Ingkang Maha Agung supaya gangsar anggene nglampahi pacoban. Sing pungkasan salam kanggo sak kabehing kadang mitra ing tlatah Njawa bagian kulon dhewe utamane Kadipaten Karang Kedhempel.
      Nuwun.

      Suka

      • 60 mattoha
        26 Desember 2010 pukul 19:08

        mboten nopo-2 de wong yo lek menawi wonten lek niki no hpne kang jumali 081359221660 jane no kalih sing siji sik lali.mengke lek wonten info no hp konco blitar sing taksih ngebrik njenengan paringi bade kulo sukakne makde orong-2.nggih leres dhe nggawe pemancar kadang nggawe judeg tenan.kulo tasik bingung soal madosi G D S sikil mosfet niku engko gek kuwalik makane mboten metu rf-e.terus njenengan lek on biasane jam pinten kulo monitor dereng mireng.ingkang sampun termonitor lek paijo tulungagung terus malih saking kediri jelas banget kulo monitor dateng MERAK-BANTEN

        Suka

      • 26 Desember 2010 pukul 20:54

        Ngapunten MakDhe, kawula dinten-dinten menika dereng saget nggegana amargi pring cagak antenipun dereng dugi, dados dereng saget nginggahaken anten. Dados leres menawi penjenengan mboten mireng swanten kawula sak kluwarga. Ingkang penjenengan maksud saking tlatah Tulungagung menika mbok bilih Mbah Bono danyangane wolung-puluhan wiwit jaman Niyama taksih dibangun. Lajeng saking Kediri mbok menawi Lik Hari utawi Lik Panji utawi Mas No (Mbah Singo).
        Bab GDS-ipun mosfet nggih ketawisipun kok nggih sampun leres. Cobi mawon dipadosaken tiyang sepah, awit kahanan kados mekaten ketawisipun sampun mboten sebaene, kawula kuwatos gek-gek pemancaripun penjenengan kenging sawan.
        Ingkang pungkasan kawula aturaken matur sewu sembah nuwun bilih sampun dipun paringi prisa nomeripun BOXER. Mbenjing cobi kawula kengkenne tolene miskol piyambakipun inggih menika BOXER Jumali Radio Orong-orong.

        Suka

  23. 62 mattoha
    26 Desember 2010 pukul 23:04

    ha ha ha opo nggih ngoten kenging sawan la wong ndamel rangkain sing lawas mawon nggih dereng muni padahal komponene nggih sami ingkang rumiyin cuma kulo protoli trs di rakit ulang malih ingkang damel osilator a495 trs bufer a715 driver a699 final b755 cuma ingkang ganti kabelipun lek rumiyim feeder 300 om kulo ganti kabel tilpun kados njenengan la jebule mboten saged di tuning .sakniki pados kabel feeder dereng angsal mpun susah.paling-2 sak niki namung monitor mawon damel tombo kangen teng 80an nggih sambil nglanjutne le eksperimen

    Suka

    • 27 Desember 2010 pukul 08:12

      Sampun, dipun kubur mawon angen-angen pados feeder Federal 300 ohm. Awit sakmenika sampun mboten wonten toko ingkang kersa kilaan kabel kados kala wau. Mboten wonten ingkang badhe mundut kejawi penjenengan kemawon tok til. Menika aranipun cinten sik pun.. hahahahahaaaaaaa haiyaaaaaa…
      Leres ndamel kabel tilpun, teng pundi-pundi gampil padosane lan mboten larang. Kabel tilpun menika jian kathah sanget pigunane, sejene kagem memehan, ugi saget dados kenuripun anten langkung-langkung dados kenur daipul sepalih lambda. Menawi kersaa inggih saget kagem kendhat hahahahahahahaaaaa Makdei isok-isok ae….

      Suka

    • 64 catur
      27 Desember 2010 pukul 14:21

      mat toha::silahkan ke kota klaten kemarin saya beli kabel feeder masih ada;harganya 1000/meter.buruan di borong .udah saya borong 20 m.tokonya dekat jalan pasar terminal angkot.demikian infonya

      Suka

  24. 27 Desember 2010 pukul 15:19

    @om catur,, wah masih ada ya di klaten.. di Riau udh gk ada yang jual tuh kabel feeder 300ohm..

    Suka

  25. 66 mattoha
    27 Desember 2010 pukul 22:53

    la jane ngoten nggeh leres pancen kathah gunane wong yo kuat wenten bajane cuma kulo dereng kepanggih selahe lek damel anten nopo malih sampun dangu mboten dolanan solder keburu jendel otake wis ketinggalan sepur tentang bab pemancar.untuk mas catur makasih infonya tapi saya tinggal di merak banten kejauhan mas

    Suka

    • 67 mattoha
      17 Januari 2011 pukul 18:52

      makdhe kabul mau bengi nyoba njluk repot neng sampean durung termonitor yo pas ngorol karo bang odik makde budi lek repote bang odik dimonitor neng tegal modulasiku durung linier terus sik ono braminge terus carane ngilangi broming piye dhe tak ground neng sumur uwis trafo osilator 1amper elcone 3300 loro bufer drifer final trafone 5 amper murni elcone 10000 loro terus trafo modulasi 5 amper biasa elcone 10000 siji kok sik bruming nyuwun infone dhe -GARENG DARI SEPUTAR PELABUHAN MERAK

      Suka

      • 17 Januari 2011 pukul 19:31

        Putumu si Kabul kuwi dudu propesor sing teteh bab teori ilmiah Mbah, putumu iki mung pedhotan kondektur bis sing ngertine bab premi, setoran, trayek, rit. Dadi jalaranne ngebroom kuwi yo sak lek nyebut, nerangne sing ilmiah ndak iso, isane asil saka pengalaman langsung wektu nemoni kasus mengkono eh mengkene..
        1. Sinyal osilator kegedhen, kurang cilik.
        2. Bandwidth (mbuh bener mbuh ora lek nyebut) osilator kekamban.
        3. RFC driver njaluk nggae ferit, ndak galam diwei 300mA.
        4. Antara OT karo Choke (RFC sing digulung ning ferit batang) lali ndak diwei by-pass C 102,103,104 paralell.
        5. Trafo Power kanggo nyetrum finnal ndak beres alias gendheng.
        6. Opo maneh yo?
        7. C pada emitor Buffer njaluk diowai, digedhakne utawa dicilikne.
        8. Mangkane arah gulungan Trafo daya, trafo OT lan Choke diupayakne podho/searah, kanggo ngawekani kahanan sing ora dikarepake koyo to mbengung..lsp.
        9.Durung mesti mbengung kuwi amerga elcone kurang.
        10. Kesel aku mbah mbah..
        Suwun. Menika sanes ngguroni. Sanes, saestu. Sumprit.

        Suka

  26. 69 mattoha
    18 Januari 2011 pukul 18:48

    wah jan komplt tenan makdhe kabul atas penjelasannya kanggo bahan masukan untuk menyempurnakan pesawatku ben iso dirungoke memang menyempurnakan kuwi sing susah sementara iki sing tak gawe rangkaian lawas type pnp sing pernah tak gawe biyen jamane sik neng nggalek osilatore a495 lawas loro bufere a715 drifere a699 final a1095 wong komponene tak simpen wis 10 tahun terus baru tak rakit neh saiki.goro-2 nemu bloke makde kabul pengin ngebrik neh lek wis iso mancar normal terus nerusne eksperimen bayangan anyar sing gawe mosfet sing rung berhasil lek osilatore fet wis ok ban white sempit yo wis matur suwun banget atas penjelasane mugo-2 oleh ganjaran sing akeh karo sing kuoso he he he

    Suka

    • 70 mattoha
      20 Januari 2011 pukul 18:06

      oo iyo makjde kabul kang jumali wis nyoba dihubungi mending di sms disik sedurunge di telpun sebab lek ono no masuk ra di kenal kadang ndak diangkat iki no hpne sing siji 082141321113

      Suka

    • 71 catur
      17 Februari 2011 pukul 01:42

      wah mattoha itu finalnya yg A 1095 ,ganti aja dg A 1943 sanggup lebih 32 volt aku pernah coba powernya memang lebih dr rata rata type pnp lain( tp skrg aku masih kranjingan penasaran pushpull fet)

      Suka

  27. 72 soleh
    24 Januari 2011 pukul 23:26

    pak kabul arep takon soal lilitan balun tv kuwi,arah lilitane piye pak aku wis nganggo seperti sing di jelaske ,pas lewat driver keluar rf tp kok begitu di sambung balun ilang je rf sinyale,. begitu pun di sambungkan ke fet ga keluar blasss.kabari yo pak maturnuwun

    Suka

    • 73 am80mkabul
      29 Januari 2011 pukul 10:19

      Arahnya kok bebas saja dari pengalaman kami lho. Mengenai ndak keluarnya sinyal mungkin dicoba dengan melepas balun, jadi hanya pakai kopling C saja dan bilamana masih juga belum keluar coba R bias pada basis driver dilepas semua (10K dan 4K7) ini trial gendheng tapi kami pernah ngalami malah mau kerja normal. Kalau sudah keluar normal balun kembali dipasang. C kopling ke Final dicoba-coba dari harga yang kecil dulu (472) lantas ditambah-tambah s/d 103. Ini bukan pakem, jadi anda boleh jadi nemu trik yang lain yang beda dengan trik kami atau konco-konco yang lain, ndak usah merasa bersalah dengan kreasi anda sendiri, yang penting report dari rekan anda nantinya setekah anda Radio-check gimana, sebagai evaluasi untuk experiment lebih lanjut. Selamat berkarya maju terus pantang pulling.. hehehe

      Suka

  28. 74 herman
    15 Februari 2011 pukul 13:32

    koh kabul,knapa ya setelah beberap menit on air final sk2698 meledak?apa krna trafo nya 10 amp,krna trafo saya 10 amp kecil.mohon pencerahan

    Suka

    • 17 Februari 2011 pukul 17:27

      Sebenarnya SK2698 ndak perlu amper besar kok. 5A Belt sudah cukup, mungkin 10A tersebut lebih cocok dipakai untuk IRFP250. Biar aman pasang balun saja pada input final, dan kalau pakai C kopling ambil harga yang rendah saja dibawah 10 Nano. Matur suwun.

      Suka

  29. 76 Jagawana
    27 April 2011 pukul 10:01

    Wak Kabol saya sudah bikin single ended pake suplai 24 V 5 A. Sudah pake elko 40000 uF tapi jarum ampere meter bergeraknya sesuai audio cuma ke arah NOL ampere semakin besar modulasi malah makin kenceng goyangnya ke arah nol. Sudah dicoba kabel power ke trafo modulasi dibalik tetap saja goyangnya begitu, tapi sinyal sudah bisa menyalakan dummy load bohlam 40 watt dua biji paralel kedip2 seirama modulasi (belum pake loading coil langsung ke kapasitor output).
    Kira2 apa disebabkan arus dari trafo kurang ya sebab elko saya tambah tidak pengaruh. Trafo tulisannya 5 A tapi saya lihat kawat emailnya tebal kurang dari 1 mm. Apa perlu ganti yang katanya 5 ampere murni (kawatnya lebih besar) atau ditambah rangkaian khusus supaya bisa ngangkat. Hatur nuhun mator sekelangkong Wak Kabol sampai ketemu di udara kalau sudah bisa ngangkat hehe hehe hehe . . . .

    Suka

  30. 77 Jagawana
    28 April 2011 pukul 08:22

    Semalam sudah diganti trafo 5 A murni, gejala masih sama. Heran aku, masak sih bertepatan dengan modulasi tinggi, lampu dummy load menyala terang, ampere-nya malah turun logikanya seharusnya menarik arus lebih banyak jarum amperenya naik menjauhi nol ya ? Tapi kalau modulasi dipanteng, teriak IWAAAAAAAAAAAAAAK yang panjaaaang begitu, jarum amperenya kembali stabil walaupun tidak naik ke arah ampere yg besar dan lampunya teraaang terus kayak Philips yang terus terang. Ampere meter-nya sendiri normal, karena pada awal menunjukkan arus idle sekitar 0,4 A (pakai sinyal dari driver), begitu FET agak panas menunjukkan sekitar 1 A, dan semakin panas FET-nya arus idle jadi sekitar 2 A dan nyala dummy load-nya berkurang langsung saya matikan semua takut FET-nya meletus kayak petasan cabe rawit seperti yang sudah2. Mungkin ada informasi atau pengalaman Wak Kabul tentang hal ini mohon dibagi2 jangan pelit kasihan saya sudah kepingin mengudara lagi pakai FET hehe hehe . . . .

    Suka

  31. 78 Jagawana
    29 April 2011 pukul 07:49

    Boss, yen tak pikir2 ternyata gejala ampere meterku itu pengaruh induksi dari trafo modulasi. Saya kasih kapasitor bypass untuk menetralkan di ground ke OCL ternyata OCL-nya putus 😦 . Diground ke final ternyata FET-nya putus dan ternyata lagi ampere langsung menunjukkan arus 5 A puollll merayakan matinya FET ( korslet, tidak pake meletus :0) langsung tak bunuh semuanya daripada terbakar. ( C bypass yang saya pake cuma 0,1 uF sudah dicek masih normal tidak korslet, apakah terlalu besar ?).
    Kesimpulan : Rangkaian single ended saya normal2 saja. Sebaiknya tidak usah pasang ampere meter supaya tidak penasaran dan korban OCL + FET seperti saya, dan supply positif ke trafo modulasi tidak perlu diberi kapasitor bypass.
    Ampere meter berguna memantau arus idle, kalau diketahui arus sudah naik secara bertahap berarti FET mulai kelebihan panas, kalau dibiarkan akhirnya akan membunuhnya bisa putus atau korslet masih untung kalau tidak meletus.
    Kalau FET mulai panas segera hentikan transmit dan ditunggu sebentar supaya agak dingin.
    Ampere meter juga berguna menyetel tegangan bias pada Gate, kalo arus Drain mulai naik maka tegangan bias bisa dikurangi sedikit. Kalau arus tidak naik lagi maka disitulah tegangan bias sudah tepat mudah2an bisa tahan lama dipakai transmit dengan panas yg wajar2 saja tidak sampai FET meledak.
    Sementara demikian Wak Kabul dkk tanpa mengurangi rasa hormat saya harus belanja OCL dulu dan berburu FET untuk menggantikan almarhum. 73.

    Suka

    • 79 am80mkabul
      30 April 2011 pukul 18:36

      Ah Om Bob tambah ganteng aja nih..
      Mbok secepatnya naikin antenne, trus finnalnya dikask kipas biar adem ayem. Sukses GL 73

      Suka

  32. 80 Jagawana
    2 Mei 2011 pukul 09:39

    Hehe hehe memang pengalaman mahal harganya. Tenang Wak Kabul saya mau pasang ground dulu dimasukin ke sumur sama pasang “counterpoise” kewan opo kuwi ? Sabar, sabar . . .

    Suka

    • 81 am80mkabul
      3 Mei 2011 pukul 06:15

      Setuju Om, ground betul-betul sangat penting dan kudu dibikin nomor satu dulu. Hari ini kami mancar dengan 2SK2698 tegangan 130 volt single-ended. Pre-Driver kami pakai punya ARRL dengan C710-C2052-C1970 masuk ke C2166 baru disguhkan ke K2698. Alhasil modulasi kami sedikit kurang lantang, pertanda saatnya harus gulung Trafo modulasi lagi..
      Salam 73 Good Luck!

      Suka

  33. 86 gotri
    10 Mei 2011 pukul 07:24

    pake mospet dari 40v terus 120v ini sekarang kang catur 172v bisa-bisa besok 220v nih.bisa keluar berapa tu kang catur?

    Suka

    • 87 am80mkabul
      10 Mei 2011 pukul 18:21

      Ati-ati Mas Tukang Catur, gerak-gerik sampeyan diam-diam dipantau Mas Tukang Gotri. Heh heh..
      Salam, Peace
      (Mas Tukang Kabul Kibul)

      Suka

      • 88 catur
        10 Mei 2011 pukul 21:14

        wak kabul.waktu kpn suara anda nyampe di tempat saya tak bengoki ra di sauti jebule pas full tx frekuensinya loncat geserr…bela belain varco tuning radio philips tak tuker yg plastik bwt di pesawat.eh malah budek wak saiki radioku..yowislah wak blm sempet uprek uprek lagi.terimakasih

        Suka

    • 89 catur
      10 Mei 2011 pukul 21:09

      aku jg heran je mas gawe single ended_trus pushpull IRFP250N 40 volt matek wae aku curiga IRFP akeh sing palsu ,tp malah single ended type 2 SK yg tak jajal di pletes volt segitu enjoy wae,172 volt 2 trafo 10 A tak seri mas gotri per trafo ujung 32+32 volt diambil diukur 86 volt(kudune 64 volt yo?:wis embuh lah).ati ati mas setrum 172 volt juga bikin njenggirat poll. grounding tak bikin 2 kabel 1 khusus untuk varco tuning kebetulan depan rumahku kolam lele yowis tak blesekke wae,ternyata grounding yg baik mengurangi malah menghilangkan bunga api.2 sk 2847 tak swr 50 w kurang,2 sk 2698 lumayan 60 kurang dikit dua2nya masih 80 volt. klu 2 sk 2837 lebih dr 100 v lebih lumayan hot.mungkin 2 sk 2698 mampu kali di kasih vot segitu.berhubung stok habis jd blm bisa nyoba.terima kasih

      Suka

  34. 90 gotri
    11 Mei 2011 pukul 17:26

    oh gitu kang catur mau bikin satu gelintir irex250 sj tp antene masih ngucing di 3.750 mau ngrubah antene ngenteni tandurane dipanen soale cagak tak tandur disawah orang,atau gimana satu saja yang dipotong?sayapnya satu 17m satu 18.5 turunya pake RG cencangan wedus hi hi hi.

    Suka

    • 91 catur
      11 Mei 2011 pukul 20:07

      waduwh mas gotri..aku ga paham je soal gituan..aku jg sing ngandani wak kabul antena cuma 17 + 17 m..dr mosfet seri apa trus osilatornya predriver..kabeh konsultasi karo wak kabul ,,,sumprit tenan mas he he

      Suka

  35. 92 gotri
    11 Mei 2011 pukul 20:32

    ngebrik nang piro kang catur kiyi lagi monitor pak meyong nang 4.238 nek ora salah kontere le moco prekuensine koyo kuwe.

    Suka

    • 93 esa
      20 Mei 2011 pukul 14:23

      salam kenal makde saya org baru di dunia brik2kan saya mengeksperimen single ended punya makde hasilnya jos tapi kelemahannya kalo pake irfp250 & k2698 pertama dinyalakan pwer yg dihasilkan pertama ngepol di 60W tegangan 64V bgtu pns lngsung trun akhirnya saya dapet irp460a hrga 3x lbh mahal tapi jos makde dgn teg sama pwr bisa nyampe 200w beban dummyload 50 ohm pembuktiannya ada yg bingung skrg ngakali modulasinya krn saya pake kern travo 5A abal2 langsung kebakar gimana kira2 solusinya makde tidak mengurangi rasa hormat saya ucpkn terima kasih saya dari surabaya

      Suka

      • 94 am80mkabul
        20 Mei 2011 pukul 21:09

        Wah wah. 200W, (64V?) Gendeng mangan semir itu namanya. Rasanya kern OT dan jumlah gulungan harus dirobah total ya, manut rumus kepunyaan transmitter tabung. Kern-nya sudah pasti perlu seukuran becak, jumlah lilitannya tambah panjang lagi. Pendapat kami begitu. Kami belum pernah operating dengan running segitu Mas, jadi kiranya sampeyan harus nyuluh ilmu ke Pak Kuru/Pak Pa’i saja yang sudah mbalung-getih dengan dunia tabung..

        Suka

  36. 95 adisofiyan
    20 Mei 2011 pukul 20:06

    pak dhe kabul kalo trafo 5 ampernya yang kecil (mirip sama 3amper) bisa apa ndak ya???

    Suka

    • 96 esa
      21 Mei 2011 pukul 05:39

      terima kasih makde masukannya kemarin dapat kbar juga kalo dgn power sgitu paling minim kernnya seukuran 20A murni jadi mikir + kukur2 mbikin transmiternya enak jatuh ditravo ot nya jdi mabok, saya cuma merubah sedikit skema dari blog makde driver tak ganti fet irf610 dikerjakan clas e trus nyogok final single irfp460a tanpa balun tgangan gate 2V kasih strum 64V Wus pwer meter di 200W lebih dikit dummyload ndk lama langsung pecah tuh dummyload

      Suka

      • 97 esa
        21 Mei 2011 pukul 20:56

        oya makde gmna memposting skema sama foto biar rekan2 bisa mencoba bereksperimen, ini skema dapetnya dari teknisi pemancar brodcast kalo bilangnya clas E balance tapi sistem pembiasan terhadap gate final kaya punya makde ini baru 1 fet kalo 2 balance bisa jos dan ndk perlu gede2 strumnya biar ndk kesetrum dan ndk pake varco besi di final pake pi section lcc cuma harus diatas 1KV terima kasih sebelumnya

        Suka

      • 98 Oni
        23 Mei 2011 pukul 08:06

        Boleh tuh di email kesaya juga skema eksperimen nya…
        nih email saya habezoni@yahoo.com pengen juga nyoba IRFP460a gimana galaknya..

        Suka

  37. 24 Mei 2011 pukul 14:26

    esa sekemanya bisa tuh dikirim keblogku biar teman2 mecnoba grafik pengunjungnya kurang lebih 300 orang per hari jadi kalo di pasang di blogku bisa tambah amal tuh ….melalui emailku di : asucipto@gmail.com atau klik namaku langsung dech masuk ke blogku, oce boz.

    Suka

    • 100 esa
      28 Mei 2011 pukul 14:34

      iya om beres jgn kuatir kalo hasil foto di watt power meternya ada skemanya msh gambar ulang om soalnya aslinya dipake di freq kerja 27 mhz stlh di turunkan di freq 4.1 mhz ternyata jos cuma merubah C pisectionnya saja

      Suka

  38. 102 abdul
    30 Mei 2011 pukul 16:27

    Selamat sore Om

    Sedikit comen ne, menurut info diatas, jika menggunakan final IRFP 250N, kita harus mengetahui daya pada drivernya. trus bagaimana cara menghitung watt pada drivernya?

    Suka

    • 103 esa
      2 Juni 2011 pukul 06:26

      maaf om sedikit tambahan utk menhitung out driver jgn disambung ke final dulu pakai power meter atau fsmeter tapi sdh di kalibrasi dan beban dummyload, utk penggunaan driver transistor memang sedikit panjang penguatannya kalo menggunakan fet sejenis irf 510/511/520/610 itu sangat pendek bahkan dari osc langsung di driver sudah sanggup dan bisa keluar 2W-6W kita tnggal membypas s nya ke ground dgn R+C pararel utk menurunkan Watt Rfnya.

      Suka

  39. 104 Heri Cah Wonosari
    2 Juni 2011 pukul 17:37

    Selamat Sore,
    Salam kenal Om Esa, alamat di Surabaya dimana?
    Terima kasih

    Suka

  40. 105 iwan
    10 Juni 2011 pukul 16:39

    Selamat sore
    wak kabul salam kenal, namaku iwan dari palembang, aku paling seneng gawean koyo ngene tapi aku kurang pengalaman jadi yan ngak jadi -jadi. sekarang aku lagi nyoba2 buat tx am 80m karena di plg yang namanya barang utk proyek jadul ya sudah banyak yang punah dipasaran khususnya utk travo ot wis almarhum tenan dari pasaran,karena aku sdh dapat solusinya yaitu dengan cara series modulasi jadi semangat lagi. aku juga pakai final IRFP250 single di bagian outnya pakai toroid dua lubang (nek salah ojo digeguyu he he…) kl tak liat di SWR murahan punyaku OUT RFnya 80W, aku pakai antena inverted V ukurn pendek +/- sebelah 12m (dibantu loding coil dapet dari majalah panjebar semangat taune lali) pakai balun juga (trifilar toroid bekas power komputer) salah ora ya wak, sudah tak coba on air, radio tak bawa jauh dari rumah (tak deleke wak isin nenteng2 radio dikiro lg kumat), suaranya keluar tapi karena dipalembang tdk ada orang lain yang on air jadi aku kerepotan buat ngereportnya (sing bener opo istilahe wak), terpaksa tak coba manggil yang lagi pada on air di seberang sumatera, tapi tidak ada yang nyaut wak, kira2 mancar ora ya , apa output final sebesar itu masih belum cukup nyeberangi selat sunda, tegangan finalnya cuma 15V, didorong driver 2W
    sekian dulu saja wak nek kurang tak takon maneh trima kasih.
    salam : iwan palembang

    Suka

    • 106 am80mkabul
      13 Juni 2011 pukul 14:16

      Mas Iwan yang gagah perkasa, kami rasa anda belum menyadari bahwa sampeyan sebenarnya calon juara yang belum menemukan rekan yang bisa memberikan report untuk pemancar baru sampeyan.
      Mungkin antena bisa dicoba bentuk dipole jika lahannya cukup dan rasanya tegangan kerja 15V belum maksimal buat finalnya. Tapi kalau sudah bisa keluar 80W dengan hanya 15V itu kayaknya sudah luar biasa Mas. Tinggal membikin action lebih hot lagi nich.. he he terima kasih, selamat bereksperimen semoga sukses.

      Suka

  41. 107 iwan
    13 Juni 2011 pukul 16:49

    Selamat sore wak, terima kasih balasannya, jadi kalu pendapatnya wak kabul tegangannya kurang mungkin bisa tak perbaiki tapi kalau mesti dicoba pakai antena dipole boleh jadi urusannya jadi panjang, kalu lahan mungkin bisa numpang dengan tetangga tapi urusannya dengan pemulung yang repot wak, kalu liat tembaga membentang kayak liat emas batangan soale sudah kejadian diangkut pemulung, nah …. kalu bisa mohon dibantu ya wak antena yang lain (sedikit maksa ni wak ha ha…), perlu aku sampaikan (kayak reporter aja) diujung finalnya yang keantena aku tidak pakai apa2 (telanjang bulat) langsung colok keantena (SWR 1:1,7), pernah ku coba pakai alat penyesuaian (kayak pi-secsion) kalau itu benar sih malah swr ora karu2an, dan kalau tidak pakai balun modulasinya seperti serak2 bahkan malah bunyi tidak karuan, jadi wak kesimpulannya kesalahannya apa tambah lagi sarannya ya wak, jangan sampai bosan pokeke nek durung dadi arep tak takoni terus..ha . ha…
    sekian dulu wak terima kasih

    Suka

    • 108 am80mkabul
      16 Juni 2011 pukul 22:03

      Porno ah.. biar gimana-gimana jangan telanjang bulat dong. Kasian tetangganya. Splatternya bisa kemana-mana, ke kipas angin, hair-drier. magic jar, TV, kulkas… lebih-lebih horn speaker masjid. Low-Pass filter harus dikasi doooong biar RF bisa optimal dan clear.
      Saran kami jika kiranya cara benar hasilnya kagak benar, coba saja pakai cara kami yang rasanya enggak bener: pakai antena kabel telpon. Transmission-line sampai pada dipole-nya full kabel telpon. Cost-nya murah, hasilnya sangar.

      Suka

  42. 14 Juni 2011 pukul 06:57

    Salam kenal Mas Iwan… kalo susah manggil ke jawa.. coba monitor kami dan rekan2 dari lampung pada 3.6 MHz.. dan ada juga rekan dari martapura mungkin lebih dekat dari palembang…
    Sekedar berbagi pengalaman, saya pernah 2 bulan bikin pemamcar dengan antena yg dipendekin..trus saya muter2 sejauh +/- 2km masih terdengar di radio tapi gak bisa manggil rekan yg 30km..
    begitu ganti Full Size langsung masuk sampe Cikampek Indramayu… (Itupun yang dibentang cuma sebelah, sebelahnya lagi muterin genteng (maklum lahan terbatas he..)
    Kalo takut pemulung, bentangnya sore aja selesai on air gulung lagi, saya pun demikian adanya..he…he.. (sing penting iso ON AIR)

    Suka

    • 110 am80mkabul
      16 Juni 2011 pukul 22:09

      Orang 80m AM ternyata dimana-mana kebiasaan jeleknya sama ya (termasuk Kabul): keliling kota bawa radio kempitan. Dengar siarannya sendiri.. hik hik hik

      Suka

  43. 111 Jagawana
    15 Juni 2011 pukul 09:22

    Wak Kabul yang kami hormati dan kami banggaken, kami laporken bahwa masalah FET meletus dan modulator putus sekarang kami sudah terbiasa menghadapinya. Ada satu permasalahan yang kami memerluken informasi dan petunjuk dari pada Bapak yaitu kadang-kadang sewaktu mengganti daripada FET tidak bisa hidup yang mana sebabnya setelah kami ukur pada kaki gate daripada FET tersebut ternyata terdapat tegangan sebesar minus sampai 2 volt atau lebih. Oleh karena itu ketika kami memutar potensio daripada bias gate tidak dapat menghasilken tegangan bias yang diharapken yaitu lebih kurangnya plus 2 volt atau lebih. Kalau ketemu masalah begini maka kepala daripada kami menjadi cenut-cenut karena mau disolder seperti apapun itu FET tidak bisa mengeluarkan signal alias hidup tapi mati kutu tu tu tu. Perlu diketahui dan mendapat perhatian daripada Bapak yaitu kami menyetel dalam keadaan ada signal dari oscillator/driver. Apabila signal dimatiken maka tegangan bias daripada gate daripada FET tersebut bisa disetel sesuai yang dikehendaki. Kira-kira metode apa yang bisa kami jalanken untuk mendapat perbaikan daripada masalah tersebut, mengingat kami sudah mencoba membalik kaki-kaki spoel input (toroid HB) tetapi hasilnya tetap sama saja yaitu munculnya tegangan negatif daripada gate tersebut di atas. Demikian kami mohon petunjuk daripada Bapak dan mohon diingat bahwa Bapak tetap kami banggakan karena ternyata membuat Final daripada FET membutuhkan nyali dan keberanian luar biasa serta keteguhan mental, mengingat pengalaman daripada kami bahwa Final yang bisa hidup dan powernya baik cepat matinya sebelum sempat on air dan Final yang dirancang manis dan indah malah tidak bisa hidup huehehe hehe hehe . . . ( Tetap lembur pantang menyerah sampai berhasil sambil mendengarken balapan rekan2 di 4,1 MHz. Lanjutken ! ! !)

    Suka

    • 112 am80mkabul
      16 Juni 2011 pukul 21:41

      Hallo Om Bob, kami sudah membaca habis keluh-kesah anda dan kami juga akhirnya mengalami cenut-cenut seperti yang anda rasakan. Istimewanya eksperimen di 80m AM memang dari jaman Pak Harto sampai jaman Pak SBY ini tampaknya masih sama ya. Skema sama hasil sering beda. Tapi itulah tantangannya ya Om.
      Om Bob kopling pada input dan output balun (sebelum dan sesudah balun) dikasih berapa? Saran kami ambil dari nilai yang kecil dulu saja, 1N trus 2,2N sampai naik.. naik.. kami jodohnya pakai 6,8N. Dikasih tinggi lagi jebol Mosfetnya. Tapi ada juga rekan yang bisa dikasih sampai 10N dan ndak ada masalah. O,ya Om Bob Pre Drivernya pakai yang mana? Versi ARRL apa yang pakai RFC 100-200-300mA?

      Suka

  44. 113 Jagawana
    17 Juni 2011 pukul 10:37

    Makasih Wak Kabul besok malam saya coba sarannya merubah nilai capacitor kopling. Untuk driver saya pake rangkaian lain yg menggunakan ferit dan gulungan bifilar transistor 2SC1162, cuma 2 tingkat pake variasi power dengan merubah resistor pada emitor. Nanti saya coba bikin yg versi ARRL, cari toroid HB – balun TV lama – dulu, stock sudah habis (untung di toko langganan di Bogor masih banyak, nggak ada yg beli kecuali saya hehe hehe . . . ). Finalnya besok masing2 FET saya bikin sendiri berikut biasnya karena gonta ganti dicopot disolder nggak bisa sama hasilnya. Selangkah lagi Wak, sampai jumpa di udara.

    Suka

  45. 114 iwan
    17 Juni 2011 pukul 15:02

    salam kenal juga mas oni, terima kasih sarannya dan tak lupa juga buat wak kabul,yah… kalau semua saran harus pakai full size yah tak coba, paling2 kalau lagi apes cuma kasih order sama pemulung lagi ha. haa…. .kabel telpon kan ukuran kawatnya kecil apa tidak ada masalah wak, terus feedernya kalau pakai kabel telpon apa harus direnggangkan lagi atau langsung main sambung aja ke dipolenya.
    nah ini ada yang tertinggal sebenarnya buat aku tanyakan sama wak kabul, apa masalahnya kalu modulasi negatif (benar ngak ya cara nanyanya) jadi kalau sinyal modulasi dibuka dan dites dengan suara halo2….. sinyal rfnya kearah negatif (alias turun) apa masalahnya ya wak?
    terima kasih.

    Suka

    • 115 am80mkabul
      18 Juni 2011 pukul 21:30

      Mas Iwan idaman wanita yth, kabel telpon yang dipakai untuk kabel transmisi enggak usah direnggangkan. Dipakai apa adanya saja, juga nggak usah pakai konektor, jadi biaya buat beli konektor bisa dialihkan posnya ke semangkuk bakso hangat pedas .. he he he
      Mengenai jarum goyang ke arah negatif itu banyak soal, yang penting Mas Iwan bisa muncul di 80m dulu nanti masalah tersebut didiskusikan sama Bang BBC, Mbah Godril, atau rekan yang lain. Thanks and good luck.

      Suka

  46. 116 Jagawana
    21 Juni 2011 pukul 07:40

    Betul juga Wak Kabul, sesudah di lihat2 memang Field Strength Meter goyang ke kiri (negatif), walaupun dummy load lampu bohlam menyala lebih terang ketika ada modulasi. Biar saja yang penting bisa komunikasi.
    Laporan berikutnya terkait permasalahan saya tentang final yg tidak berfungsi setelah dirancang bagus kenapa ? Ternyata saya menempelkan rangkaian final dan mosfetnya pada heatsink, atau heatsink kena massa chassis / box atau ground. Setelah saya pisahkan heatsink sama sekali tidak kena negatif / ground atau massa maka Final Mosfet berfungsi NORMAAAL. Catatan : Mosfet menempel ke heatsink tetap diberi isolasi mika. Sekedar pengalaman untuk rekan2 yg baru membuatnya. ( tapi pengalaman rekan lain bisa saja berbeda, silahkan mencoba ).

    Suka

  47. 117 alex
    23 Juni 2011 pukul 06:00

    mas mau tanya…kalo mau menaikan frekuensi HT mainan anak@ itu gimana ya……..???makasih mas

    Suka

    • 23 Juni 2011 pukul 16:45

      Saya belum pernah membongkar walkie talkie anank anak. Namun sepengetahuan saya apabila walkie talkienya pakai X’tal untuk menggeser frekuensinya ya harus mengganti X’talnya. Jika tidak menggunakan X’tal, cari spoel Oscilatornya, trim disitu. Barangkali rekan lain punya saran yang lebih akurat.

      Suka

  48. 119 alex
    23 Juni 2011 pukul 06:03

    mas caranya meninggikan frekuensi HT mainan anak2 gimana ya mas?terimakasih

    Suka

  49. 120 iwan palembang
    24 Juni 2011 pukul 11:13

    selamat siang wak kabul
    wak nanya lagi… kalau pemancar sudah dihubungkan keantena terus lampu tl didekatkan ke tank coil lampunya masih hidup apa kan tandanya sinyal sudah sampai keantena atau belum wak. terima kasih

    Suka

    • 24 Juni 2011 pukul 22:45

      Susah ya kalau indikatornya cuma neon yang menyala ketika didekatkan ke Tank Coil. Jika ingin kepastian yang mendekati kenyataannya, ikat saja neon tube pada ujung dipole, yah itung itung buat penerangan saat malam tiba sekaligus indikator buat para tetangga bahwa neon menyala tandanya Bang Iwan lagi siaran percobaan.. check check satu dua tiga.. tiga dua satu ola ola oke oke.. he he he

      Suka

  50. 122 Jagawana
    27 Juni 2011 pukul 07:40

    HT mainan ada 2 macam, yg kualitas bagus pakai kristal untuk merubah tinggal mengganti kristal dan dituning ulang coilnya supaya frekuensi dan power bisa matching. Yg murah biasanya pakai rangkaian penerima super regenerative dimana bocoran osilasinya dipakai untuk pemancar. Yg model begini bisa diganti capacitornya (paralel dengan coil) pakai yg lebih kecil atau coil diganti / dililit ulang jumlah lilitannya lebih sedikit. Kalau ada skemanya mungkin bisa lebih membantu.

    Suka

  51. 123 adisofiyan
    27 Juni 2011 pukul 19:15

    pak dhe kabuul,trafo kangge nyetrum final kula nginaaken trafo 5 amp abal2 bukan yang 5 amper murni, saget nopo mboten?amargi duit nya pas pasan. sebab saya ndak mudheng trafo Belt ,universal. khusus untuk nyetrum final. nek wak kabul itu pakai yang mana?

    Suka

    • 28 Juni 2011 pukul 09:47

      Lah nggih mboten dados menapa, saget mawon sampun kuwatos. Sampun kersa nyetrum Final ngagem trafo piyambak menika sampun sae, dados mboten mbebani supply kagem RF Pre Amplifier lan unit-unit lintunipun. Sugeng makarya mugi sukses.

      Suka

  52. 125 iwan palembang
    30 Juni 2011 pukul 12:04

    selamat siang wak
    wak antena kabel telpon sampeyan lagi tak coba , saran sampeyan dikasih neon sdh tak coba (tapi lampunya masih belum hidup) apa masalahnya wak, kalau output finalnya aku masukkan ke dalam rangkaian penyesuaian (link coupling/pi section) powernya outputnya malah turun, wak antenanya aku buat inverted bukan dipole nyari tiangnya belum dapat jadi aku masih gunakan tiang yang sudah ada, kira2 bisa tidak wak kalau dibuat inverted seperti itu terima kasih.

    Suka

    • 3 Juli 2011 pukul 08:16

      Yth Bang Iwan, sepertinya output final memang wajib masuk Filter sebelum ditransmit lewat antena. Jika output malah turun setelah dilewatkan Pi section, ada kemungkinan pi section tersebut tidak sesuai, atau mungkin sudah sesuai namun belum ketemu resonansi yang pas dan optimal dengan jenis antena sampeyan. Saran kami silahkan saja di oprek Loading Coilnya. Ketidak cocokan mungkin saja dari diameter koker, jumlah lilitan, tap yang sisulut untuk output, atau bisa jadi VCnya kekecilan kapasitasnya dsb.
      Jumlah total lilitan, tap yang diambil, diameter kawat dan diameter koker mungkin sekali tidak harus sama persis dengan yang tergambar dalam blog ini. Sampeyan sangat kami sarankan bereksperimen sendiri sesuai dengan kondisi antena dan pemancar sampeyan. Antena Inverted Vee kami rasa ndak jadi masalah. Terima kasih, 73 GL

      Suka

  53. 127 Caca - Gandul, Depok
    1 Juli 2011 pukul 14:07

    Om Jagawana Toko yang anda maksud di Bogor, nama Tokonya apa Oom, di Jalan Apa, Aku juga lagi butuh balunTV Oom tlg informasinya. Terima Kasih

    Suka

  54. 128 Jagawana
    4 Juli 2011 pukul 07:41

    Toko Rudy Perdana Electronic di Jalan Suryakencana, kira2 200 m dari Pasar Bogor ke arah Sukasari (jalan satu arah, toko ada di kiri jalan). Info terbaru balun sudah habis ada yg memborong 1000 pcs, yg ada konektor TV lama namanya “micing” (dari kata “matching”?). Di dalamnya ada balunnya tinggal dibongkar dan dibuang lilitan kawatnya. Harga rp 1500 per biji kalau tidak salah. Awas jangan beli 1000 biji ya yg lain tidak kebagian :0)

    Suka

  55. 129 Caca - Gandul - Depok
    6 Juli 2011 pukul 07:40

    Kalo di Jakarta apakah ada teman2 yang tau dimana saya bisa dapatkan balun hidung babi ? mohon informasi nama toko dan alamatmya terima kasih.

    Suka

    • 130 catur
      10 Juli 2011 pukul 14:57

      di Hypermart atau carefour malah saya sering menemukan connector yg isinya balun tv biasanya tempatnya di sekitaran elektronik rumah tangga,untuk connektor yg dimaksud bisa dilihat pada gallery di atas.untk harga terakhir pdate Rp4500,terimakasih.

      Suka

  56. 11 Juli 2011 pukul 15:51

    om kabul,, mau nanyak dikit neh,, kira2 apa ya om masalah pemancar saya??? koq kalau tegangan FInal hanya 12 volt modulasi lumayan bagus sekali,, tp kalau tegangan finalnya lebih dari 12 volt koq modulasi hancur ya om??? kira2 apa ya om permasalahannya?? 😥

    http://www.bingung.com

    Suka

    • 132 andelumut
      11 Juli 2011 pukul 17:00

      itu teg. bias Gate apa Drainnya Om?

      Suka

    • 11 Juli 2011 pukul 17:25

      Sering-sering masalahnya di Trafo Modulasi, sebelum mencari ke yang lain OTnya di permak dulu. Adakalanya juga (pada pemancar kami sendiri) penyulutan tap output untuk ke antena kurang pas. Ini mungkin diluar teori, ya karena bentuk antena kami juga gak manut aturan.. hahahaha
      Awas lo kalau modulasi telalu cantik malah gampang masuk ke TV tetangga.. hik

      Suka

  57. 12 Juli 2011 pukul 22:38

    bener lho om kabul,, modulasinya cantik tp koq menyerang siaran TV,, tp pas modulasinya jelek koq ndak ada masalah di TV,, hehehe tambah bingung aq,, ndak apa2 deh pake tegangan final 12 volt aja dulu,, yg penting modulasinya bagus, mancar sendiri dengar sendiri,, blm ketemu salahnya d mana……????????? 😥
    http://www.masih-bingung.com

    Suka

  58. 136 Jagawana
    18 Juli 2011 pukul 10:03

    @Wawan : Mungkin ground untuk pemancarnya kurang baik, bisa menimbulkan gangguan pada kualitas modulasi juga ( baca : Grounding Systems in the Ham Shack, ditulis oleh Jose I. Calderon DU1ANV (file PDF).
    Pada waktu powernya kecil tidak terasa tetapi begitu tegangan ditambah dan power rf jadi besar timbul masalah, mungkin begitu silahkan dieksperimenkan :o)

    Suka

  59. 3 Agustus 2011 pukul 12:25

    Maaf nih Wak Kabul titip pengalaman eksperimen untuk rekan2 amatir, tengok di

    jagawana80m.wordpress.com

    Tengkyu Boss.

    Suka

  60. 141 Jagawana
    11 Agustus 2011 pukul 10:13

    Wakk Kabul maksud hati bikin blog roll untuk link ke sini tapi kata Mister WordPress sudah dicabut layanannya. Nanti saya pelajari dulu ya, maklom masih belajar hehe hehe . . .

    Suka

  61. 142 Penjol
    19 Agustus 2011 pukul 05:37

    Om Kabul, supaya Mosfet-nya tidak jebol karena drive yang terlalu besar, di gate-nya bisa dikasih 2x zener 9V seri back to back ke ground. Mudah2an membantu.

    Suka

  62. 144 wiro
    6 Oktober 2011 pukul 10:42

    mantaaaf….

    Suka

  63. 11 November 2011 pukul 00:42

    Lam Kenal Wak agus, Mau nanyak Nih rangkaian FInal IRF 250n Itu apa Bisa langsung di paralel 2X IRF 250 N?
    Kalau Bisa Kira2 dari Komponen Rangkaiannya ada yang di Rubah Tidak?

    Suka

  64. 147 iwantopi
    27 November 2011 pukul 20:45

    lam knal bwat mas kabul….langsung aja mas …saya mencari (kalo ada) skema pengganti dioda zener pada penerapan grounded grid… itukan butuh zener yg wattnya besar(minimal 50 watt)…dulu pernah diulas oleh pa condro( yc3iak), pake zener ukuran biasa(kecil wattnya) dan ada tambahan tr 2n3055. sayangnya blum sempat dicatat…dan sampai skr blum pernah ketemu beliau…..rencana saya mo buat final groundedgrid…tersandung dimasalah tsb….oke mas nti disambung lagi…..tnx sebelumnya….73,,,

    Suka

    • 28 November 2011 pukul 00:06

      Wah wah bahaya. Ini sudah menyangkut Pak Tjondro Salatiga. Bahaya. Ini kewenangan Pak Tjondro untuk menjelaskannya. Lagi pula saya nggak ngerti perihal grounded-grid yang inputnya disogok via katoda. Wah wah bahaya bahaya…

      Suka

      • 16 Januari 2012 pukul 12:14

        Salam untuk semua rekan yang di blog ini, Mari Kita galang persatuan dan kesatuan, tingkatkan Kriatifitas Kita untuk selalu berexperimen, Jangan tingalkan sejarah Radio Kesangan Kita, Mari “Kibarkan Antena 80 Meter band di setiap daerah” Merdeka..Merdeka..Merdeka..ka..ka Ganti Ganti Roger.
        ( KAMPAR RIAU ON AIR)

        Suka

  65. 19 Januari 2012 pukul 08:38

    Wak Kabul Untuk LPF gambar di atas Diameter Emailnya berapa? terus Arah Lilitannya antara L.1 dan L2. arahnya di bedakan Tidak? Trs Untuk Koker Pakai Inti Ferit Atau Inti Udara? Trimks

    Suka

    • 21 Januari 2012 pukul 21:42

      Sebenarnya kami mencuplik dari skema SSB 80meter, dimana disana ditentukan L koker inti ferit Ø 8mm, kawat Ø 0,7mm s/d 1mm. Untuk AM jika pakai 50 Ω yang sering dipakai sepertinya yang jenis link-coupling. Koker PVC Ø1″dengan lilitan Primer ± 26 lilit, kawat 1mm digulung rapat. Sekunder digulung menumpuk pada Primer (bukan diatas lilitan Primer) setelah diberi sekat kertas, kawat Ø1,5-2mm digulung rapat 5-7 lilit.

      Suka

    • 25 Januari 2012 pukul 00:14

      Wak Kabul yang Sumeh dan Baik Hati Trimks atas Keterangannya yg gamblang banget, niki kulo nyuwun pirso maleh trafo modulatore panjenengan kalau pakai irf 250 Single endet untuk gulungan primernya berapa lilit dan sekundernya berapa lilit sekalian Jiplak Pisan Ben penak, Karena Perjuangane lek gawe pemancar Wis Lempoh tenan campur cemut2,nyut…nyut…nyut,, Sekalian Sesok lek Balek Nang Wlingi tak mencolot ko gerbong sepur gondol pemancare Tiang Blitar seng Bahenol..Amin…?

      Suka

  66. 154 Oo
    5 April 2012 pukul 06:55

    O,,,oooooo dari tulung agung selamat pagi apakah ada yang monitor………..provagasi sedang membuka

    Suka

      • 156 wiharto
        5 April 2012 pukul 21:27

        salam kenal pak kabul, saya sudah merakit pemancar pakai k 2837 (bekas inverter las), lampu neon saya tempelkan di kabel feeder sudah menyala, permasalahannya ketika transmit baru beberapa menit amper kontrol tuning drop, power pada swr meter turun separo, heatsink masih anget -anget saja, mohon pencerahanya trims

        Suka

      • 7 April 2012 pukul 20:15

        Saya menduga kuat dropnya power sampeyan berasal dari regulasi atau sistem catu daya, tapi ini jangan dijadikan kambing hitam secara harga mati. Ada kemungkinan lain memang final sampeyan rakus terhadap arus, saya belum mengintip data sheet K2837. Keliatanya sih bukan dua-duanya, mudah-mudahan dugaan saya salah dan sampeyan menemukan sendiri secara pasti penyebab drop power sampeyan. Terima kasih. Sekali lagi terima kasih.

        Suka

  67. 158 wiharto
    5 April 2012 pukul 21:29

    kok ngga dibalas

    Suka

    • 159 Wiharto
      9 April 2012 pukul 08:44

      waduh …. trims sekali pak kabul yang baik hati telah menjawab kesulitan saya, saya sudah berusaha membuat semua rangkaian sama yang ada di blog panjenengan ( sudah saya sedot semua, walaupun belum ijin) berikut data pemancar saya:
      oscilator= SK 192, c930, c930,
      Pre-driver 2n 2222 , c2053 ,c2166 full hidung babi
      Pinal K2837
      Power Supply Osc+pre driver 5 A Big 13,8 V,
      Power Supply Modulasi 10 A Era Push-Pull sanken( OT-IT) 32 V
      Power Supply Final 20 Era 40 V
      Final yang pernah saya coba eksperimen : IRFP 150, IRFP460,IRFP 250, K2837
      baik Konfigurasi Class A maupun C. Saya kesulitan mencari kabel telp bekas untuk antena, shg saya coba pake kabel serabut biasa 2X 2.5 mm untuk feedernya , untuk bentangan saya pake kabel NYA 1,5 mm 2 x 17,5 m. Balun antena 1:1 sudah ada, RG 58 sudah ada, tinggal pasang tapi belum sempat.
      Apakah mungkin karena anten saya tidak match shg swr besar , power rf ngedrop ?
      Saya pake swr power meter Diamond sx 200, apakah ini bisa dipake pak Kabul ?
      Pertanyaan terakhir : Kapan Penderitaan ini akan berakhir ?
      Trims jika berkenan ada pendapat

      Suka

      • 9 April 2012 pukul 12:25

        Power meter Diamond SX200 sangat boleh dipergunakan, sangat recommended, justeru saya yang gak gableg bekakas begituan mas. Jadi hanya ngiler saja lihat di etalase toko radio brik.
        Soal matching gampangannya dikejar pada matching unit, mengutak-atik lilitan pada loading, menambah, mengurangi, mindah tap-tap, atau merubah diameter koker. Bisa jadi Varconya kurang besar pF-nya. Sementara mengobok-obok daerah situ saja dulu.
        Drop RF saya yakin yang terjadi arus di Final sampeyan naik dan tegangannya anjlok. Resonansi RF tidak optimal, tersumbat di saluran buang dan tidak maksimal terpancar. Ini prakiraan nalar bodoh saya.
        Doa saya semoga kekurang berhasilan tadi ada pada seputaran saliran buang, dengan kata lain rakitan sampeyan sudah 99% sempurna, tinggal menyempurnakan sistem antena beserta tuning unitnya. Dan mohon maaf jika jawaban saya tidak begitu solutif dikarenakan saya bukan dokter radio brik, hanya memaparkan pengalaman pribadi dalam menggeluti radio brik transistor di 80 meter AM.
        Dan sekali lagi terima kasih atas kesediaan berkunjung berkali-kali di blog seadanya ini. Salaman.

        Suka

      • 161 WIHARTO
        10 April 2012 pukul 07:10

        Ternyata saran dari wak kabul betul juga, ……. trims sekali bosss sekarang sudah bisa mancar tanpa ngedrop, yahhhh walaupun hanya terbaca 80 watt di power meter, ternyata final mosfet yang pergunakan rakus terhadap arus, saya beli lagi irfp 150 2 biji (mbuh asli mbuh ora), saya pasang hanya satu yang tidak ngedrop! akhirnya sukses juga, trims bangeeeeeeet wak kabul . Saya tunggu di 4,1 Mhz lewat si BOKONG SEMOX !!!!!!

        Suka

  68. 9 April 2012 pukul 18:49

    Weleh-weleh… sekolahan Wak Kabul emang TOP… satu-persatu murid dibimbing ampe lulus.. (Termauk Aku…Lulusan Mei 2011..he..he..)
    Terimakasih Wak Kabul..

    Suka

    • 9 April 2012 pukul 20:41

      Weleh-weleh … Эманг TOP Кабуле школу Вак … один за другим студенты руководствуются ampe проход .. (Termauk я … Окончил мая 2011 .. он .. он ..)
      Благодаря Вак Кабул ..

      Suka

      • 164 Oni
        10 April 2012 pukul 03:55

        Sekali lagi… Weleh-weleh … emang TOP คาบูลโรงเรียนกล่อมเกลา … หนึ่งโดยหนึ่งนักเรียนจะได้รับคำแนะนำผ่าน ampe .. (Termauk ฉัน … จบพฤษภาคม 2011 .. เขา .. เขา .. )
        ขอบคุณกล่อมเกลาคาบูล ..

        Suka

    • 11 Juli 2012 pukul 15:26

      Mbuh aku gak lulus-lulus.. nilai ujian praktek’e sik 5 koma sekian..

      Suka

  69. 167 Cak Nur
    2 Juli 2012 pukul 13:44

    Pak Kabul, saya punya trafonya OT426 yg maksimum tegangannya 12volt. Bisa ngga kalau menggunakan single ended IRFP250 ini trafo modulasi saya pasang di transistor akhir driver 2sc1226 nya. Apakah ada perubahan Coil ataupun RFC di transistor akhir driver 2sc1226 tsb atau perubahan di final IRFP 250 nya ??
    Jadi Single Ended ini hanya menguatkan aja tanpa ada proses modulasi krn sdh dilakukan ditingkat sblmnya.

    Suka

    • 2 Juli 2012 pukul 15:55

      Cak Nur, terus terang saya belum pernah mencoba yang demikian meskipun angan-angan ada dan yakin bisa bekerja meskipun hasilnya mungkin ada perbedaan sedikit (atau banyak) dengan temperatur final. Namun pemandangan sesungguhnya memang sudah banyak rekan yang menginjeksi modulasi dari driver. Hasilnya oke juga dan kesan yang saya amati, signal meter saya bergoyang seperti ketika menerima signal SSB, meskipun saat spotting carrier tanpa modulasi signal tidak supressed seperti SSB beneran. Silahkan coba, saya mendukung. Pada Driver, tegangan masuk OT kemudian RFC trus ke kolektor Driver. Pada final sampeyan kayaknya perlu nambah RFC pada posisi yang sebelumnya ditempati OT. Kira-kira begitu. Mohon maaf saya bukan insinyur brik-brikan jadi ini hanya dari ngilmu titen saja hixxx

      Suka

  70. 4 Agustus 2012 pukul 09:45

    bang saya belum maksud apa itu link koplink, di taruh dimana posisinya….. apa sama dengan thank coil

    Suka

    • 4 Agustus 2012 pukul 19:08

      Link Coupling disitu berfungsi sebagai penyesuai impedansi bagi input finalnya. Bentuk fisiknya berupa gulungan seperti loading coil beserta varco besi, bahan koker pipa PVC 1 dim dipotong cukup 5 atau 6 cm saja, dililit (gulungan rapat) kawat 0,8mm sebanyak 26 lilit pada primernya, kemudian Sekunder digulung menumpuk (bukan diatas) pada gulungan primer sebanyak 6 lilit kawat juga 0,8mm. Primer-sekunder semuanya gulungan rapat tanpa spasi, sebaiknya antara Primer dan Sekunder diberi penyekat kertas atau isolasi. Gulungan Primer dapat output rangkaian Driver, Sekunder masuk ke Basis atau Gate Final.
      Link Coupling diatas bisa sampeyan ganti dengan material ferit TV hidung babi atau model cincin dengan digulung kawat 0,4mm bifilar 10 lilit. Cara yang ini lebih mudah, murah, simpel dan menghemat tempat. Slamet bereksperimen dan selamet menjalankan ibadah puasa. Terima kasih.

      Suka

  71. 5 Agustus 2012 pukul 17:10

    oh, saya sudah maksud bang…. selamat menjalankan ibadah puasa juga bang… iya ni setelah sahur tadi sampai siang, saya betah duduk utak -atik,hehehehe….lama ga brik .pengen brik lagi … kali ini buat sendiri….

    Suka

  72. 172 mahyar
    14 Januari 2013 pukul 11:09

    mbah kabul
    tolongin saya dong
    cara mengganti rfc 300 ma x2 sistem paralel
    sbb nang kene mboten ono rfc 300 ma
    salam
    mahyar
    medan
    sumatera utara

    Suka

    • 18 Januari 2013 pukul 01:59

      Dari pengalaman saya RFC 200ma paralel pada rangkaian driver bisa digantikan kawat 0,3/0,4mm digulung 60 lilit pada potongan ferit bentuk gepeng atau bentuk batang yang dipotong kurang lebih 7cm. Mungkin sampeyan bisa coba-coba gulung pada ferit bentuk bundar/cincin atau bentuk bolong dua (disini biasa disebut hidung babi / binocular toroid).
      Salam

      Suka

  73. 174 syfa
    17 Januari 2013 pukul 21:41

    Hanya satu permohonan saya,beritahu saya cara membuat RFC nya,yg 2,5mh/100Ma.2,5mh/200Ma,2,5mh/300Ma
    tolong pak,tolong saya ajarkan cara membuat nya,krn di daerah saya itu adalah barang purbakala yg layak di meseumkan,dan hampir punah jg di lindungi mungkin,klo bisa RFC dan cara Membuat trafo OT dari bekas trafo adaptor..itu permohonan saya kpd bapak,agar sudi kiranya bapak membagi ilmu itu utk saya,terimaksih .dr.JZ01UDN.wilayah Aceh Barat Daya.

    Suka

    • 18 Januari 2013 pukul 01:51

      Bang Syfa JZ01UDN 085370530700 yth,
      Mengenai pembuatan sendiri RFC sampeyan bisa berguru ke Bang Jagawana. Sebenarnya untuk pemancar yang saya suguhkan di Blog ini tidak harus mutlak pakai RFC yang berharga 100,200,300mA. Lebih bagus jika sampeyan bisa menggantinya dengan RFC homebrew yang berintikan ferit. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa dengan mempergunakan RFC berintikan ferit kita lebih mudah mendapatkan efek broadband pada RF Linear Amplifier yang kita buat. Tentunya proses penggantian RFC tersebut biasanya diikuti dengan penyesuaian komponen lain dikiri kanan unit yang kita rakit. Ini harus dilalui dengan eksperimen. Keluar pakem dikit-dikit sah saja kok asal hasil akhir diudara oke.
      Kemudian mengenai Trafo Modulasi sampeyan bisa membikin sendiri seperti yang sudah saya terapkan berkali-kali seperti di halaman Trafo Modulasi. Kern yang dipakai bekas kern Trafo PSU 5A merk Belt, kawat primer dan sekunder berukuran sama 0,6mm. Berat total kawat yang dibutuhkan 2 ons. Detailnya silahkan diperiksa di halaman tersebut.

      Suka

  74. 11 Februari 2013 pukul 19:53

    Wak Kabul QRM Djoyohadiningrat yth,

    saia mau absen sadja … kira kira saya kalau lulus dapet kumlot enggah Wak ^_^
    salam kangge ayam gembok cemeng …

    rudik.wid

    Suka

    • 14 Februari 2013 pukul 18:48

      Inggih sampun sak mestinipun, sedaya kabeh beh ingkang sampun keraya-raya rawuh wonten blog kawula inggih angsal kumlot setunggal-setunggal. Termasuk kawula piyambak huaaaakkk.. Menawi mboten komanan nggih paron kaliyan lintunipun. Pokoke ora jotosan.
      Inggih matur nembah nuwun salamipun sampun kawula aturaken. Salam balik katur pak camat tuwin bu camat ingkang wonten sak Bekasi.

      Suka

  75. 27 April 2013 pukul 02:20

    manmtap ini keluarga 41 mhz lanjut biar rangme mbah

    Suka

  76. 179 yogo
    27 April 2013 pukul 02:20

    wak kabul salam kenal..dari jakpus..setelah saya pantau dan amati perkembangan soal-soal yang ditanyakan,permasalahan OT yang jadi kendala,saya mau urun saran..coba pake sistem DSB full carrier..cuma butuh rangkaian preamp mic sama rangkaian dioda balans modulator sederhana pake toroid ring,hasil audio clear..begitu wak kabul

    Suka

    • 29 April 2013 pukul 19:35

      Salam Pak Yogo..
      Terima kasih kunjungannya ke blog saya yang katrok iki. Sebenarnya blog ini saya buat hanya sebagai report dari pengalaman pribadi saja. Berhubung saya belum pernah mencoba sama sekali sistem AM yang menggunakan sistem DSB, atau sistem lain dengan Modulasi PWM, saya terus terang tak tega membuat postingan demikian. Yang saya post hanya mligi sistem AM konvensional yang pada masa sekarang mungkin sudah masuk kategori katrok ya. Sekali lagi terima kasih sarannya dan mungkin setelah saya mencoba sendiri nanti dan melihat sendiri hasil dari sistem DSB, saya baru ada minat membuat post perihal AM DSB tersebut.

      Suka

  77. 181 yogo
    27 April 2013 pukul 02:23

    salam kenal mas nursalim ..rupanya sampeyan malam ini lagi online …wah ini baru ajaib jwaktu enternya pas,tepat 02.20 wib

    Suka

  78. 30 April 2013 pukul 14:34

    mas yogo caranya gimana tuh ada gak skemanya dan bagai mana cara menyambungkan ke pemacar, aku dari jakarta barat

    Suka

  79. 183 Heri Cah Wonosari Mojosari
    9 Agustus 2013 pukul 20:50

    Om Kabul,
    Pemancar kami final irf 250 VDS 32 Volt, VG 2.75 Volt. Amplifier pakai sanken 3 set disupply 32 Volt Ct.
    Saat volume amplifier ditutup ID 200-300 mA, Volume amplifier dibuka 75 % dan teriak di depan mic
    ID 1-1,3 Amp tetapi “lambu neon” belum “nyala” (antenna sdh dipasang), dicek pakai avometer skala 1000 Volt ac jarum notok ke kanan. Kepala daku pusing 7 keliling, lampu neon “wajib nyala” ini kok belum.
    Kami tunggu arahannya.
    Tnx Heri
    Cah Wonosari-Mojosari

    Suka

    • 28 September 2013 pukul 17:35

      Sampeyan belum menjelaskan spesifikasi antena yang sampeyan perguakan, pakai Hi-z apa Low-z. Pada transmisi mempergunakan Low-z, lampu biasanya hanya akan menyala di ujung bentangan antena. Lain halnya jika seperti yang saya pergunakan (Hi-z), lampu mudah menyala di atas TX, di kabel saluran transmisi, apalagi di bentangan antena. Segala jenis Neon bisa menyala. Jadi, nyala neon sebenarnya bukan tolok ukur keberhasilan sampeyan. Yang penting sampeyan sudah berhasil QSO dengan sobat-sobat AM 80 meter dengan 5 Full, adalah sukses sampeyan yang sebenarnya. Selamat berkarya dan salam.

      Suka

  80. 26 September 2013 pukul 14:50

    Gak semua neon bisa nyala dekat antena coba pakai neon yg panjang, bukan neon hemat energi kalaupun masih belum nyala kemungkinan kepanjangan antena kurang atau bagian antena ga di beri isolator jadi nempel ke ground

    Suka

  81. 26 November 2013 pukul 13:32

    Ya pokoknya harus sabaar mencoba-coba dengan spek yang ada. Kadang-kadang teori yang kita terima tidak sama persis dengan yang ada dilapangan, karena banyak faktor yang mempengaruhi..
    Seperti neon menyala apa tidak ? bukan ukuran resmi, itu hanya indikasi ada signal RF disekitar saluran itu. Kalau pakai kabel koaxial, neon menyala justru ada kebocoran signal, apakah signal induk atau harmoniknya yang keluar dari saluran tsb. Kira-kira begitu…..maaf kalau salah…

    Suka

    • 26 November 2013 pukul 15:36

      Setuju Wak Nanang, jika memakai saluran 50 ohm/ lo-z justeru neon menyala pada kabel pertanda ada yang tidak beres. Dari pengalaman kere yang pernah dilakukan seorang Kabul, dengan saluran kabel telpon, feeder, bahkan kabel listrik yang diplintir, neon mudah sekali menyala di saluran (ditempel di kabel saluran)
      Wak Heri Wononya sari belum menjelaskan memakai saluran apa. Jika memakai RG-58, jangan kawatir karena neon hanya menyala pada bentangan antenna, bukan di kabel transmisi.
      Yok opo khabare Boss Nanang, suwe gak kepenuk.. he he

      Suka

      • 29 November 2013 pukul 08:32

        Saya setiap ada pertemuan (di Ngawi, Pamekasan, Pasuruan), mesti tolah-toleh nyari paduka Romo Yai Kabul, tapi tidak pernah ada. Apa saya yang tidak bisa melihat ya… karena Romo Yai kan bisa “mecah rogo”.

        Suka

  82. 189 Fajar
    8 Desember 2013 pukul 11:08

    Tolong dong bapak-bapak master. Saya punya Video Sender ke TV merk Rayden UTR 95. Daya jangkau lemah. Katanya bisa diperkuat dengan mengganti transistor dengan C1970 atau 1971 dst.
    Mohon info, Transistor yang mana di PCB yang diganti? Ada Q1 sd. Q5… nomornya: C5535, ST250 (?), C535, C535C, C2570.

    Kemudian apa bisa langsung diganti begitu saja?

    Terima kasih.

    Suka

  83. 190 TIS
    27 Desember 2013 pukul 21:42

    SALAM KENAL PADE ..KALO PAKE ANTENA LONG WIRE IKUT KATAGORI HI Z APA LOW Z…MOHON INFONYA ..SAYA SUDAH MENDIRIKAN ANTENA LONG WIRE / JEMURAN / PEMEAN…HE HE..APA PERLU TAMBAHAN ATU UNTUK MENYESUAIKAN Z NYA ATAU TINGGAL DIPASANG KE LPF….PESAWAT SUDAH JADI SPERTI DI SKEMA ANDA TINGGAL MENDIRIKAN ANTENANYA MENGINGAT LAHAN HANYA MEMUNGKINKAN UNTUK MEMBUAT ANTENA LONGWIRE..TERIMA KASIH ATAS PENCERAHANNYA…

    Suka

  84. 191 mahyar ...medan ..sumut
    31 Oktober 2014 pukul 03:04

    numpang tanyak om…
    penyebab irf 250 gak kerja ..kira kira apanya ya…
    padahal tegangan final 20volt dah masuk
    tegangan drain 2volt
    driver dah kerja dan signal dah sampai output driver..
    mohon bantuan om…
    irf masih ok
    ganti irf pun sama hasilnya…

    Suka

  85. 192 Heri Cah Wonosari Mojosari
    11 Maret 2016 pukul 21:07

    PakDe Kabul,
    Berhubung “rencana ke 1” merakit Tx pakai Final IRF 250 sdh 3 th belum kelar-kelar. Supaya semangat tdk padam akhirnya 2 bln yg lalu daku pakai “rencana ke 2” merakit Tx tabung pakai Final 12GB7 dg PO 30 watt dan amplifier KIT safari Final dobel, dg arahan teman lama. Antenna bentangan masing masing NYA 2.5 mm
    17 meter, kabel RG-8 20 meter tanpa balun. Sudah bisa didengarkan +/- 2 km dari rumah. Radio penerima pakai panasonic yg dimodif : ada Signal meter, lilitan antenna induksi seperti punya PakDe Kabul.

    TNX Heri
    Cah Wonosari-Mojosari

    Suka

  86. 193 joko
    19 Maret 2016 pukul 16:18

    pakde Kabul kok gak pernah muncul lagi kemana yaa…

    Suka

  87. 194 Caca Cilandak
    6 September 2016 pukul 13:19

    wah mba kabul nya wis ngebul

    Suka

  88. 195 wiryawan
    26 Januari 2018 pukul 10:13

    selain mosfet K..apakah bisa di ganti dengan tipe IRFZ44N..?

    Suka

  89. 196 akhmad
    10 Februari 2020 pukul 20:57

    met mlm klo pesan pcb nya bisakah mas dan ini daya out rf nya brp watt?

    Suka

  90. 21 Maret 2021 pukul 23:52

    Absen tahun 2021,

    Semoga blog ini tetap ada, salam buat mbok Dhe Rukayah dan wak Trimbel…

    Suka


Tinggalkan komentar




Вы в настоящее время Kaping Гости:

  • 255.588 hits
free counters
Kabul Tembel bin PM (Parto Moeloed zonder huruf T) Osc: 2SK241, 2x 2N3904 Pre Driver: 2N2222A-2SC2053-2SC2166 RF PA: IRFP250N Modulator: OCL 150 Antena: Kabel Telpon 2x17m カブールSTYビンPM(Parto Moeloedゾンダー手紙T) OSC:2SK241、2N3904×2 プリドライバ:2N2222A-2SC2053-2SC2166 RF PA:IRFP250N 変調器:OCL150 アンテナ:ケーブル番号2x17m
Click for Jakarta Soekarno-Hatta, Indonesia Forecast

Top Post & Top Page

Variable Frequency Oscillator
Final Tlansistol
Receiver AM
JBL35

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 46 pelanggan lain