OTE-OTE

Jumlah gulungan bisa dirubah sesuai kondisi TX. Jika Final kita kerjakan dengan tegangan 100V atau lebih, tentunya gulungan sekunder perlu ditambah. Ini berdasar wejangan Wak Oling, bahwa semangkin tinggi tegangan Final, semangkin panjang gulungan dan semangkin kecil diameter kawat (mohon koreksi jika rumus demikian kurang sempurna).

 

Yang harus diperhatikan jika KOH Kabul boleh menyarankan, arah gulungan antara Primer dan Sekunder mestinya harus searah. Jadi jika Primer arahnya ke kanan, Sekundernya pun baiknya ke kanan pula, demikian juga sebaliknya.


152 Tanggapan to “Trafo Modulasi”


  1. 1 nanangbondowoso
    1 Agustus 2010 pukul 10:10

    Saya beli di toko trafo modulasi yang dibungkus dengan kaleng cat katanya habis….. Katanya tinggal satu dibeli orang Blitar…. ha…ha…

    Suka

  2. 6 Agustus 2010 pukul 11:45

    wah, abad 21 perkembangannya luar biasa, perlu dicatat di muri pemecah rekor ot bungkus kaleng cet plastik, isinya oli atau sayur asem mang kabuuul?

    Suka

  3. 7 geol
    22 September 2010 pukul 23:11

    Halo gimana kabar pakde…..?

    Suka

  4. 7 Oktober 2010 pukul 15:59

    sodik mampir di blogku donk …..

    Suka

  5. 10 Oktober 2010 pukul 11:17

    om, mohon pencerahannya dikit om,, saya lg ngerakit pemancar untuk yg pertama kalinya neeh om,, tp saya kesulitan dlm mencari trafo modulasi OT426,,
    pertanyaannya om: bisa gk trafo 5A di jadikan trafo modulasi??
    klw bisa tunjukkaan dunk om gmana caranya???

    wawan – Dumai

    Suka

  6. 10 Oktober 2010 pukul 11:19

    Ralat Dikit nehh om,, maksud saya Trafo 3A bs gk di jadikan trafo modulasi,, gmana caranya om??? 😥 😦

    Suka

    • 14 am80mkabul
      10 Oktober 2010 pukul 16:03

      Bisa Om, sangat bisa. Sekunder dapat Modulator OCL, Primernya ke pemancar. Koneksi pada primer maupun sekunder ditukar-tukar saja untuk mendapatkan kesesuaian audio. Asal nukarnya bukan dibalik artinya Sekunder ke pemancar, Primer ke Modulator.
      Tapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal Om lebih baik gulung sendiri saja dengan kern 3A atau 5A. Kawatnya diexperiment sajalah, untuk 3A pakai 0,5mm misalnya. Jika pakai 5A kasi 0,6-0,7mm.
      Biasanya jika trafo catu daya dipaksa untuk trafo modulasi primernya gampang kebakar, kawatnya kurang besar. Terima kasih.

      Suka

    • 15 adi is
      16 November 2010 pukul 03:20

      met pagi mbah kabul/

      saya sudah contek trafo modulasinya.
      saya gunakan bekas trafo 5 A, primer dan sekunder saya gunakan kawat 0.8mm.
      gulungannya mirip seperti perintah anda itu, tapi karena masih longgar, saya tambahi lilitannya biar penuh kokernya.

      masalah yang saya temukan, transmit selama sepuluh menit kok panas sekali tuh TM nya (hampir tidak bisa dipegang)

      spesifikasinya gini mbah, final pemancar pushpull IRFP 450 disodok 40v, dengan stroom 6A (di power meter output menunjukan 80 watt), modulatornya ocl plus minus 30 volt peak maximum 5A

      nah bagaimana caranya agar tidak panas (kalau final RF ataupun Modulator bisa di kipas. tapi kalo trafo bagaimana ngipasnya ?),apa harus direndan pake oli se drum ?

      mohon wejangan dan petunjuk nya mbah…

      salam,

      adi is, jakarta timur.

      Suka

      • 16 November 2010 pukul 22:50

        Embah Adi yth, dari pengalaman serupa yang pernah kami alami, kami ambil jalan pintas saja dengan merendam trafo ke dalam oli bekas dan hasilnya kami ndak mendengar suara getar pada kern seperti sebelumnya. Panasnyapun berkurang banyak sekali tanpa perlu dikipas. Langkah darurat yang jadi permanen kerana akirnya kami malas mencari penyebabnya. Jadi kami sepakat menamakan trik ini sebagei Eco-Green hihi ramah lingkungan hihi haha hoho. Ndak bising, ndak panas. (Tepuk tangan buat Mbae Adi yang punya Jakarta Timur).

        Suka

      • 17 jhoni falcon
        5 April 2011 pukul 10:53

        kalau mau dingin masukan aja di lemari es ha…ha…ha…hi…hii….hiii….

        Suka

  7. 10 Oktober 2010 pukul 20:59

    oke om makasi atas pencerahannya…
    abis mau gmana lagi om,, udah gk ada lagi yang jual trafo modulasi,, ya trpaksa di modifikasi aja apa yang ada…

    makasi banyak ya om atas pencerahannya

    salam tuk keluarga ya om

    Suka

  8. 20 Nanang Bondowoso
    18 Oktober 2010 pukul 11:26

    Memang wak Kabul ini amatir sejati….
    Apa beliau bisa, tentu akan diajarkan ke yang lain. Wis ganjarane uakeeh…semoga menjadi ilmu yang bermanfaat….

    Suka

  9. 27 Oktober 2010 pukul 13:42

    Jane tulisane pak Kabul iki dirangkum kabeh trus didadekno buku. Pasti laris hehehe 🙂

    Aku ngantri sing tuku pertama kali 🙂

    Suka

  10. 5 November 2010 pukul 11:37

    om buat trafo IT191 nya gmana om????

    Suka

  11. 5 November 2010 pukul 13:17

    Mbah Wawan Yth, kalau dari cacatan kami, IT191 mohon digulung sebanyak 1358 lilit pada Primer dengan kawat 0,08mm dan sekunder bifilar 352 lilit dengan kawat juga 0,08mm. Terima kasih perhatiannya.

    Suka

  12. 25 bangkit
    13 November 2010 pukul 22:12

    om kabul apa bisa modif oscilator npn tapi buffer finalnya pnp trims

    Suka

    • 14 November 2010 pukul 08:38

      Ndak masalah osilator NPN buffer finalnya PNP, banyak trik bisa dicoba. Yang paling sederhana ya dikasih power supply tersendiri buat osilatornya, beres. Trafo 500ma cukuplah, dengan regulasi yang stabil. Semoga Bung Bangkit sukses, eksperimen tanpa kenal menyerah.

      Suka

    • 27 adi is
      16 November 2010 pukul 03:33

      buat apa masih bertahan dengan pnp, khan sekarang sudah banyak jenis mosfet seperti sk….
      IRFP…., 2SC…. , dstnya
      harganya juga tidak terlampau mahal, bandingkan SC2290 tiga ratusan, MRF 422 sejutaan, lha kalo IRFP250 di poncol jakarta yang bekasan (pasti ASLI) gocengan, baru cebanan (tapi belum tentu asli)

      gitu lho mbah….

      Suka

      • 16 November 2010 pukul 23:07

        Masalahnya mungkin Bung Bangkit cuma ingin merubah Osilator saja sementara bokong PNPnya masih OK dipergunakan. Tapi kalau membangun yang baru, betul yang dikatakan Bung Adi. Bikin dengan Mosfet lebih irit biaya dan tenaga mengingat mencari final PNP yang ampuh (misal 2SA747) sekarang susah minta ampun.

        Suka

  13. 29 bangkit
    19 November 2010 pukul 19:20

    dah did dah di dah dah did dah mas kabul untuk trafo mod pakek kern 5amp primer sekundernya berapa mili dan lilit dan kenapa mas ya pada tingkat drever suaranya gejos gejos dan self osilation trim dah did dah……..

    Suka

    • 30 am80mkabul
      19 November 2010 pukul 19:59

      Trafo Modulasi yang kami pakai berisi kawat 0,6mm yang keseluruhan (Primer & Sekunder) sebanyak 2ons. Kawat tersebut 40% digulung pada Primer (Buat Modulasi) dan 60% pada Sekunder (Untuk Final). Masing-masing diberi tab-tab, pada tab-tab tersebut kita cari sendiri kesesuaian jumlah gulungan untuk P & S nya.
      Suara nggejos-nggejoss kemungkinan saja RFC kolektor ke +12V kurang sesuai, coba ganti dengan lilitan pada ferit batang kira-kira 60-80 lilit kawat 0,3mm.
      Atau beri balun 4:1 pada output driver dengan balun hidung babi bifilar 8-10 lilit, kawat 0,4mm.
      (Wak Kabul kalok gini koyok Propessor ae) Padahal sekolah gak genep hek hek hek. Hoalah Bul Bul Kabul. Hopinge Wak Kuru Ripai-Pati Jateng…

      Suka

  14. 31 Mr Soetrisno
    20 November 2010 pukul 13:40

    lagi iseng2 malam2 dengarin radio jadul pwarisan orang tua,, wah ternyata masih banyak juga yang qSo di jalur 80m band,, macam2 tuh kelakuannya,, ada yang suaranya mantap bgt ngebass dan logat jawanya kental,, ada yang slalu aja tes 123 123 terus,, macam2 pokoknya… hehehehe
    tp suaranya koh kabul yang mana ya??????

    Suka

    • 32 am80mkabul
      20 November 2010 pukul 17:54

      Yah maklumlah Mister, di AM 80 meter 99% perangkatnya bikinan sendiri dan percobaan adalah kegiatan rutin. Rasanya badan pada gatal semua kalau brik-brikan harus dengan duduk manis doang.
      Logat Belanda mungkin banyak dijumpai di band-band lain, tapi di 80 meter khususnya di P.Jawa, yang ngetop adalah logat Jawa, Madura dan Sunda, Mister. Begitulah jadi harus banyak maklumnya.
      Koh Kabul ini hari masih sibuk nyuci sarung, ndak bisa siaran, ndak bisa diganggu. Okey Mister? Thank you. (Isane boso Inggris mung tengkyu)
      Salaman.

      Suka

  15. 33 bangkit
    21 November 2010 pukul 21:19

    he he ojo ngono tah wak kabul tibaknya gawe transistor pemancar am ada seninya dewe mas nek lampu wes tahu goreng yo ngono kae heh he he yo mas kabul semisal ora ada transistor manut nomor dukune mas kabul opo beda hasilnya watt output drevernya trims .-.-. …-.- -.-

    Suka

    • 22 November 2010 pukul 08:32

      Woalah. Nggak ada aturan bahwa driver harus pakai 2166, 1226, 1173 atau yang lain. Bebas saja kok, cumaaak, sebagai patokan saja ketika nyogok pada input final mosfet wattnya seyogyanya ndak lebih dari 2W biar happy-ending.
      Urusan tenaga akhir yang keluar pada pemancar bukan mutlak berdasar pada output drivernya, tapi rasanya dari finalnya sendiri. Dikerjakan dengan tegangan berapa pada Drain, terus konfigurasi finalnya pakai apa, jenis rangkaiannya ambil apa (single-ended? push-pull? push-pull combiner?).Banyak faktor. Selain itu masih banyak faktor pendukung yang berpengaruh, jadi jika panjenengan menyebut seni kami setuju banget karena dolanan radio brik 80 meter AM sarat dengan eksperiment. Namun sungguh kami sangat keberatan jika panjenengan menyebut Kabul sebagai dukun. Yang benar kami ini mantan kondektur bis Bagong-Bumi Maluk Jaya– Kepanjen pada 1997-1998 wakakakak

      Suka

  16. 35 Mr Soetrisno
    22 November 2010 pukul 14:36

    koh kabul, di dalam radio transistor lawas terdapat trafo modulasi, klw gak salah OT 240,, kira2 bisa digulung ulang atau tidak??? radio transistor saya trafo OT nya rusak…
    mohon bantuannya ya koh kabul YTH…
    biar bisa monitor 80m band

    Suka

    • 22 November 2010 pukul 15:01

      Meskipun sudah langka, OT-240 sekarang masih bisa dijumpai di toko. Namun jika Mister kesulitan mencari di toko, meluncur saja ke Pasar Loak, banyak OT-240 siap dikanibal. Jika itu masih juga sulit dicari, dipersilahkan Mister menggulung kembali dengan kawat 0,275mm pada Primer sebanyak 124 lilit, bifilar. Pada Sekundernya 81 lilit dengan kawat 0,325mm. Terima kasih.

      Suka

  17. 38 Mr. Soetrisno
    23 November 2010 pukul 06:03

    lengkap penjelasannya koh kabul…
    pingin muncul lagi di frekuensi 80m band.. pingin merakit pemancar tapi mata udh mulai rabun… hehehehehehehe
    makasi koh kabul
    salaman

    Suka

    • 23 November 2010 pukul 08:42

      Harapan kami Mister muncul lagi di 80m AM, hepi-hepi dengan Bang Odik juragan Radio Tegal. Wis pokoknya kalau sudah ketemu Bang Odik segala penyakit jauh, utang-piutang lupa semua, yang ada hepi dan hepi. Ya kan Bang Odik???? Hak hak hak hak

      Suka

  18. 40 bangkit
    24 November 2010 pukul 22:44

    mbah kabul kajane matur nuwon piwulangge bisa buat sanggu mbah he he motif saya bukan gede2an sing apa adanya itu emang maximalnya and than mbah perjalanannya dianggap beres sampai drever cuman mbah kabul nek roso ning ati dari buffer ada frekwensi harmoniknya waduh betapa susahnya dari buffer biar broad band frekwensinya trims salam buat keluarga and konco2 semoga hombrew am selalu jaya diudara .-.-….-.-

    Suka

    • 26 November 2010 pukul 13:22

      Betul Mbah, rasanya di 80 meter AM power bukan jaminan, namun yang pegang peran penting kestabilan osilator dan efisiensi bandwidth generatornya. Selain juga modulasi yang kualitasnya mantab, insya Allah kita bisa bertahan pada propagasi yang kurang fair.
      Ini hanya share saja Mbah, bukan maksud kami menggurui panjenengan sami, kami hanya ingin berbagi dengan pengalaman kami yang masih terbatas ini. Terima kasih koment-nya yang tentunya esok masih kami tunggu report anda selanjutnya.

      Suka

  19. 42 agustomank
    28 November 2010 pukul 09:55

    setahu saya dengan oscilator yg baik dan antena yg benar salah satu pendukung on air 80 mtr kawan saya hanya mengandalkan D718 dah berani adu lari dengan 813 hanya dengan didukung trafo 10 amper 13.5 volt

    Suka

  20. 44 agustomank
    28 November 2010 pukul 19:09

    tukang recordnya slamat dari gunung merapi he he he yg penting masih ada semangat on air ya mbah untuk meramaikan frekwensi dan dah jenuh di depan computer yg liat wajah wak yg mesem gak pakai baju yg bau kecutnya tercium sampai sini

    Suka

    • 29 November 2010 pukul 01:48

      Jadi inget waktu pakai 313 terus nyoba 718 Bang tapi nggak sukses malahan ketemu cocoknya malah pakai 895. Kenal mosfet awalnya dari Mas Teguh Jepara, pakai SK1342. Pun juga nggak sukses, jodohnya di mosfet pakai 2698 sama irex 250. Pingin coba 450 tapi di kampung sini kagak ada yang jual Bang. Busyet udik bener nih kampung guwa ha ha ha ha..

      Suka

  21. 46 bangkit bondowoso
    3 Desember 2010 pukul 18:23

    salam jumpa khoh kabul moga2 sehat sekeluarga.khoh saya punya transistor pnp 2sa1095 rencananya buat final meski ujungya npn gimana pengarusanya dan grounnya .kemarin dah muncul pakai final 3055 neng dak nyampek ke kho kho kabul radioku he he mas kalo pakai toroid atau inti ferit radio digulung berapa lilit dan diameter email pada 2,5mh 100ma ,200mh ,300mh trims -.-

    Suka

    • 3 Desember 2010 pukul 20:53

      1. Pengarusannya ya harus pakai Trafo/Power Supply tersendiri Mbah, Groundnya ke chasis jadi satu dengan unit lainnya. Ground sifatnya netral kan Mbah, bisa bermuatan +, bisa -.
      2. Kalau buat lokal-lokalan, 2N3055 memang bisa dipergunakan buat Final. Kalau pertanyaan Mbae soal RFC 100mA harus digulung berapa lilit, ya relatif banget Mbah, karena sebenarnya ada pakemnya L tersebut diperuntukkan buat apa, posisinya di mana, ada rumusnya sendiri-sendiri. Kami sekeluarga lantaran kurang mahfum Matematika jadi hanya mengandalkan Trial and Error ha ha ha

      Suka

  22. 48 bangkitbondowoso
    5 Desember 2010 pukul 20:00

    matur nuwon mbah kabul harap maklum slau tanya ndak ada spp nya besok aja ya gajiannya dirapel ambil dikodim he he lha iya susahnya menghilangkan frekw harmoniknya bersumber dari buffer itu apa mungkin karna rfc bekas oscl lampu 6v6 yo mbah soalnya dikotaku ndak ada toko jual rfc mesti ke sibon.saya langsung jiplak plak plak tenan iki skema ora tak owah owah cuma yaitu anaknya banyak apa pengaruh dari antena imnpedansi balun dak cocok ya mbah soalnya waktu pakai 813 dulu dak begitu waduh maleh bodho mbah aku biyen yo bodho he hedah dah did dah

    Suka

    • 5 Desember 2010 pukul 20:52

      Wo, gini aja Mbah. Coba bikin lilitan pada balun tipi yang bolongane 2, atau kalau ndak ada, pakai tugelan ferit batang 5cm saja. Atau boleh pakai ferit yang gepeng kepunyaan radio saku AM/FM. Gulung 100 lilit tumpuk menumpuk kayak nggulung benang jahit, dengan memakai kawat 0,3 saja. Jika pakai balun tipi digulung sampek bolongannya ndak bisa dimasuki kawat lagi alias gulung penuh dengan kawat 0,3 juga. Ini untuk ngganti yang 100mA. Untuk yang 200mA kasi kawat agak lebih besar lagi. Untuk yang 300mA kasik 60 lilit kawatnya 0,4 pada ferit gepeng atau tugelan ferit rod/batang. Namanya usaha, orang 80meter AM ini kan terkenal suka usaha, usaha yamg bukan-bukan ha ha ha haaaa..
      Harmonisa banyak jelas namanya gak normal Mbah. Untuk memastikan sulit masalahnya banyak faktor penyababnya. Namun usaha yang pertama, coba mbae sambung bodi pemancar (Ground) dengan Aarde, aardenya kalau belum ada coba mbae bikin dulu. Mbah Mbah, iki putumu ndak bermaksud mrentah-mrentah Mbae lo.
      Kalau sudah dikasi aarde harmonisane alias anakane masih banyak dan mbok-mbokane sampai nyaris ndak kelihatan, ya nasib Mbah. Pemancarnya yang kudu diubek-ubek lagi. Mungkin kopling-koplingnya harus dirubah, bias-biasnya dicheck tingkat per tingkat, dst. Besok Mbae kasik kabar lagi yaaaaa.. OK

      Suka

  23. 50 bangkitbondowoso
    7 Desember 2010 pukul 21:07

    sendiko dawuh mbah madep mantep ngangsu kaweruh he he bisa jadi satu sisi anda bisa banyak tahu tempe he he ok dah di coba kayaknya juga mbah faktor belum resonan soalnya belum diberi beban antena hanya dumy load anaknya ndak ada oh iya mbah sebenarnya matematikanya gimana ya perbandingan resistor rb- dan rb+ pertingkat dan emitornya karna di skema anda nilainya sama dari buffer sampai pre drever maaf harap maklum kami sekeluarga masih pemula mau jadi santri he he….

    Suka

    • 51 am80mkabul
      7 Desember 2010 pukul 22:51

      Mekaten nggih Mbah, saestunipun kawula mboten nyaut babagan matematikanipun pemancar, dados ingkang kawula sak kaluarga ginaaken inggih menika namung ngawut-ngawut kemawon.
      Sinyal yang keluar dari output VFO mestinya sangat kecil sekali Mbah, sehingga baru terasa jika radio kempitan dipepetkan ke VFO. Apa kira-kira output VFO panjenengan taksih kegedean saengga anakanipun kathah, utawi mbok bilih pre-driveripun kedah dipun elus-elus malih. Tegangan ingkang wonten kolektor transistor kawula kirang langkung mekaten Mbah: 2N2222=8,5V. 2SC1957=8,5V. 2SC1096=9V. Kopling VFO ke 2N2222=470pF. Ke 2SC1957=1500pF, ke 1096=2200pF. Dari 1096=4,7N(IRFP250) atau 10N(K2698).
      R Bias ingang kawula ginaaken nggih demikian adanya, sami kaliyan skema ingkang kawula peroleh, mboten kawula owahi. Namung RFC, kopling lan R Emitor kemawon ingkang kawula cobi-cobi owahi sak kenginge.
      Menika mbok bilih saget damel ancer-ancer utawi perbandingan kemawon Mbah, rumaos kula nggih mboten kedah persis mekaten.

      Suka

  24. 52 yb3syk@ymail.com
    20 Desember 2010 pukul 20:26

    sugeng mbah…. tgn colector buffer pre driver dah bisa 8,5volt tapi kenapa yo mbah diajak mudhon ora puron tgn colector drever 9,5volt padahal dah pakai vr emitor dan betapa susahnya mencari mendekati rfc yang cocok meski dah pakai lilitan untuk finalnya sebenarnya pas piro mbah lilitan dan diameter kawatnya ag ora ngenyang maneh he he

    Suka

  25. 21 Desember 2010 pukul 17:56

    Pangestunipun, Mbah. Ngapunten menapa sampun dipun cobi kaliyan kawat email 0,3/0,4mm 60 lilit wonten tugelan ferit batang, kagem pengganti 2x 300mA? Utawi R bias pada dicopot keduanya (4K7 dan 10K). Kawula nate kelalen dereng masang R biasipun Driver, nanging saget mancar normal, bareng kawula pasang malah mboten purun mancar. Menika saestu. Jian pelanggaran tenan Mbah, ngantos sepriki kawula mboten saget paham sebab menapa kok saget dados mekaten.
    C kopling 103 pada basis/gate mosfet jugak nggak mau segitu. Mintaknya antara 472-682. Mintaknya jugak pakek balun 10 lilit bifilar sebelum di-emplokne Mosfet.
    Mekaten Mbah mugi ingkang sampun nate kawula temoni menika saget dados arah-arah sekedhik/sekonik. Matur sakelangkong..

    Suka

    • 54 bangkinbondowoso
      27 Desember 2010 pukul 21:36

      sugeng dhalu mbah rojerrrrrrrrr matur sembah nuwon piwulangge mbah mugi2 dhadhoso jejimat lelampah kawula alit menika sak lajengge atur ngih meniko mbah kabul ana punya barang rongsokan tpype pnp 699 dua gelintir rencana buf dan driver finalnya pakek A1095 pnp kadhos pundhi mbah maksudnya apa nilai resistor dll apa bisa manut skemanya simbah..?dan tgnya tinggal dibalik aja apa tidak mengandung unsur mbah nuwon……..

      Suka

      • 27 Desember 2010 pukul 22:31

        Wilujeng Mbah, menika wontene namung setunggal, kathik sampun mboten saget ditunning mbok menawi pun klenger, dipun AVO nggih taksih sugeng menika pripun. Mbok ndamel Pemancar NPN mawon to mbah, mbah. Mboten susah padosipun onderdil. Mbaei isok-isooooook ae!

        Suka

  26. 56 win
    28 Desember 2010 pukul 13:58

    Salam kenal mbah Kabul,

    kepareng ikut menyimak.
    apa betul 80m masih berjaya di nusantara………
    jadi inget tahun 70an ketika saya masih sd dah mainan 80m
    wah seru banget….
    monggo di lanjut

    Suka

  27. 58 bangkitbondooso
    28 Desember 2010 pukul 22:02

    he he sejatose mekaten mbah dikotaku rada susah cari komponen jadi proyeknya sak ketemune moto dan tangan he he kalau maksa ongkos transport dibanding beli rfc mahalan bis akasnya ha ha yo wes mbah mboh abot abote mbelane lambe ….ok moga tetap jaya yales weva jaya mahe he he maklum mantan kondektur kapal laut mbah….

    Suka

    • 30 Desember 2010 pukul 03:37

      Bondowoso. Sik sik sik. Kok koyoke tau krungu yo sik sik sik. Tak eling-elinge dhisik.. sik sik sik..
      Owalah iyo bener. Cedhak-e Njember. Plat nomer P. Karesidenan Mbesuki. Leres nggih Mbah?

      Suka

  28. 60 bangkit bondowoso
    31 Desember 2010 pukul 13:41

    salam kenala tuk konco2 seluruh alam semesta hombrew 80mtr di blok mbah kabul moga2 dapat menambah kazanah pengetahuan dan kawan serta saudara dimanapun anda berada dan semoga kedepan hidangan lezat bloknya mbah kabul tambah gurih dan renyah mondolasinya he he met tahun baru 2011 moga2 mbah panjang umur sekeluarga murah rejeki amien…..

    Suka

    • 31 Desember 2010 pukul 21:33

      Ngapunten Mbah, penjenengan menapa super-lokalipun Mas Nanang sing ngguanteng pol kuwi to?
      Ngapunten, sugeng warsa enggal mugi langkung suksens sedayanipun. Ugi katur Mas Nanang, Mas Srundeng, Makde Toha, Mas Tomang, Mas Edo, Mas mas kabeh beh, semoga tambah sukses ses di 2011.

      Suka

  29. 2 Januari 2011 pukul 22:22

    Mbah kabul kulo Ingkang sowan… Begini Loo Mbah aku mau ngarakit pesawat 80m yang sekemanya dari postingan mbah kobul yg pakai fainel IRFP250n satu biji terus OTnya 426 apakah cocok dan catu daya pakai trafo 5A apakah nantinya hasilnya bisa joss!.tolong Mbah aku kasih tahu.sebabe aku kepingin sanget ngebrik kaya dulu lagi

    Suka

    • 3 Januari 2011 pukul 10:38

      Mboten sisah kuwatos Mbah, amargi kawula nggih migunaaken Belt 5A mawon, khusus kagem nyetrum IRFP250N. Osilator ngantos Driver kawula setrum ngagem Universal 5A. Modulasi OCL ngagem Belt 5A. Dados sedaya tigang trafo.
      OT 426 saget mawon dipun ginaaken, ngagem modulator push-pull. Nanging bilih ngginaaken OCL langkung saenipun nggulung piyambak mawon. Sederek-sederek wonten nggegana kathah-kathah OT nipun sami nggulung piyambak. Amargi kejawi sampun angel padosanipun, OT426 ugi kirang cocok kagem OCL. Makaten mugi leres wangsulan kawula.

      Suka

  30. 64 bangkitbondowoso
    7 Januari 2011 pukul 14:55

    ketika berapa banyak orang akrobatik teknik radio dengan segala penemuanya tetapi ora nyono mbah kabul berkat wejangan empeyan juga menurut sebagian orang sepele anda dapat salam wong2 kampung saya dan PLN berkat lampu tidur mbah kabul mengunakan rongsokan led dan kap lampu bekas………he he dan cuma itu juga yg dapat saya serap sampai hari ini yang lain masih blenk..

    Suka

  31. 66 bangkitbondowoso
    9 Januari 2011 pukul 23:49

    mbah emang begitu kalo pakai transistor lain dr skema dr buffer nilai tegangan pada kaki colector nilai berbeda tegangannya berubah dengan resistornya tetap.mbah gimana copa capune montro oscilator saya cenderung ngetone ke atas pakai sk19 dan 829 dua biji dan ditest pakai ac volt 10volt dak keluar khasiatnya tapi di radio ada sinyal apa avometere bosok ya…….he he tuk apa mbah muluk2 kalo dak bisa diserap orang awam seperti sing penting cetho welo welo mayar diaplikasi anakku iso keplok2 dheleng lampune wis padhang jinglang kalo malam anggggak ho nyaman ta iya ha ha….

    Suka

  32. 68 catur
    13 Februari 2011 pukul 19:24

    wak kabul trafo modulasi di celup oli apa ga konslet??(mau ikut ahhhh^^abisnya kicap kicap panase:lol)

    Suka

    • 69 am80mkabul
      15 Februari 2011 pukul 17:31

      Jangan kuatir, penceluban tersebut berdasar peniruan pada trafo-trafo PLN yang pada sistem pendinginannya memakai oli tapi dengan spek yang khusus tentunya. Kami hanya menirukan saja. Oli bekas jadi bahan yang kami pilih karena kami bisa minta gratis di bengkel kenalan. Wadah buat oli usahakan dari bahan plastik agar aman dari konsleting, besarnya disesuaikan dengan ukuran trafo. Buat pengkabelannya aman dari merembesnya oli keluar lewat kabel. Dijamin trafo akan dingin, tidak getar atau tidak ikut bersuara saat kita teriak di depan mokropon. Terima kasih.

      Suka

  33. 23 Februari 2011 pukul 22:06

    Mbah, nek resep ampli OCL kanggo modulator disini opo ampli 150W sing umum ana pasaran itu? Aku punya ampli musholla TOA 150 W (bukan colongan) nek tak umpan langsung nyang penel (final) kira kira apa bisa ya.matur simbah nuwun.

    Suka

    • 23 Februari 2011 pukul 23:31

      Betul Mbah, yang kalau beli harganya sangat murah (sekitar 18 ribuan) tinggal ditambah jengkolnya jadi 2,3 atau 4 set. Sebenarnya untuk power-amplifier audio modulasi terserah anda suka pakai jenis apa, OTL, OCL, BTL.. Power outputnya juga ndak harus 150W, boleh 100, 200, 300, 400 Watt.
      Tentu saja amplifier TOA150W sangat bisa digunakan sebagai modulasi, Mbah. Kita hanya perlu merakit Pemancarnya saja.

      Suka

      • 73 Radio Penjol
        25 Februari 2011 pukul 06:51

        Mbah Kabul, apa nggak terlalu besar amplinya?
        Untuk mendapatkan modulasi 100%, biasanya diperlukan modulator dengan power sebesar 1/2 dari daya pemancar-nya. Misal, pemancar dengan 2x IRFP250 diberi tegangan 30V, ternyata narik arus 4A, jadi power input DC adalah 30Vx4A = 120VA. Dengan efisiensi 80%, maka akan mengeluarkan RF sebesar 0.8x120VA = 96W RF. Maka modulator yang diperlukan cukup 50W saja.

        Suka

  34. 1 Maret 2011 pukul 04:05

    Nek rumuse mas Radio Penjol iki masuk akal. mungkin iki sing membuat modulasi mlelep iki ya ini karena perbandingan daya modulasi dengan daya RF pemancar yang mungkin wae ndak pas (nek ana FM biasane condenser mic-e wis kethul lan kebal idu..hehehe….

    Suka

  35. 1 Maret 2011 pukul 04:25

    Nambahi…lha terus kalo ampli Toa itu anggaplah keluar 100 Watt,
    ngecilinn watt modulator bagaimana enaknya…?

    Suka

  36. 76 gotri
    1 Maret 2011 pukul 07:10

    tulung pakde ada yang pernah gulung ulang trafo toa yang sebesar trafo 2 ampere berapa ya lilitan primer sama skundernya,jumlah lilitanya sepertinya lebih sedikit dibanding ot426 yg 20w.saya pernah gulung ulang tapi catetannya tak cari dibawah bantal ga ketemu di sor longan juga ga ada.maturnuwun

    Suka

  37. 77 Radio Penjol
    1 Maret 2011 pukul 07:27

    Lho … ngecilin amplifier yang paling gampang, ya ngecilin di volumenya. Ampli 50W nggo pemancar 100W, volumenya iso pol. Angger ampli 150W, volumenya ya cuma 30% saja.
    Ibarate, mobil Vios pake mesin 2800cc, ngegase ojo jero-jero…. bener ora mbah Kabul?!!!

    Suka

  38. 78 Heri / Cah Wonosari Mojosari
    14 Maret 2011 pukul 22:48

    Om Kabul, daku masih nabung dan ngluruh komponen dulu.
    Nyuwon resep kangge kulo supaya cepet merakit TX lan saget joooos
    Matur nuwon 73

    Suka

  39. 79 wawan
    16 Maret 2011 pukul 08:31

    om kabul numpang nanyak sdikit, ntuk trafo modulasi seperti di atas, yang duluan di gulung lilitan OCL (premier) atau lilit yg ke pemancar (sekunder)…
    mohon di jelaskan sedikit om 🙂

    Suka

    • 80 am80mkabul
      18 Maret 2011 pukul 02:13

      Kayaknya kok bebas saja, namun mengingat yang sering kebakar sekundernya, baiknya kok primer digulung duluan, baru luarnya yang sekunder. Salam.

      Suka

      • 81 Kang Paimo
        18 Maret 2011 pukul 22:33

        Joss tenan resep Om Kabul , sekundernya di luar jadi kalau sekundernya terbakar tinggal gulung ulang . Primernya tidak perlu dibuka gulungannya.
        Penyebab terbakarnya gulungan sekunder saya kira karena arus terlalu besar sementara diameter kawatnya terlalu kecil, akibatnya daya yang terbuang sebagai panas pada gulungan sekunder akan besar , kalau terlalu besar ya bisa kobong.
        Ingat hukum Ohm tentang daya :

        P = (I)^2 x R

        Daya sama dng kwadrat arus kali tahanan , makin kecil diameter kawat maka nilai tahanan makin besar.
        Kalau mau menggulung trafo ya harus diperkirakan besarnya arus , sehingga diameter kawatnya dipilih sesuai dengan besarnya arus.
        Nuwun sewu …..

        Suka

      • 19 Maret 2011 pukul 13:21

        Upami celak, mekaten, kawula badhe sowan Kang Paimo, nyuwun suwuk. Supados mboten ismosi menawi balapan, sebab asring-asringipun saat balapan jadi lupa daratan, memlothot final dengan tegangan ora sebaene, trapo dados korban, keluk-keluk. mambu sangit. Modulasi krepeg-krepeg, barrr..
        Sungkem katur Kang-e Paimo, mugi sehat awet timur, awet anggenipun momong putra-wayah. Matur sembah nuwun.

        Suka

  40. 83 nanangbondowoso
    26 Maret 2011 pukul 07:30

    Wah…nyen arep nyang P.Paimo Pondek Gede, aku melu yo. Arep njaluk suwuk pisan, supoyo gak sawanen…melok wak Bul….

    Suka

    • 84 jhoni falcon
      5 April 2011 pukul 10:58

      Mas Nanangbondowoso nanti tgl 22-23-24 april Ham Fes di jateng datang tidak? kita kalau tak ada halangan mungkin hadir.

      Suka

      • 85 nanangbondowoso
        5 April 2011 pukul 20:37

        Waduh mohon maaf Mas Jhoni, pada tanggal itu saat repot-repotnya kerjaan Mas.
        Saya kepingin ketemu dengan rekan-rekan para homebrewer seperti anda, Pak Adi Is, Kang Paimo Pondok Gede, Pak Odol Solo. Pak Amin, Pak Indra dan sesepuh yang lain.

        Suka

  41. 86 Caca
    6 April 2011 pukul 08:49

    Mau tanya mbah kalau Trafo 5A nya yang murni atau yang abal-abal kira2 ukuran berapa senti (cm) ya mbah. Kira2 butuh berapa meter mbah. Alas untuk menggulung ukuran berapa x berapa mbah. maaf banyak tanya maklum pemula. Terima kasih mbah. kami dari jakarta ingin coba2 naik lagi mbah

    Suka

  42. 87 Caca
    6 April 2011 pukul 08:50

    Mau tanya mbah kalau Trafo 5A nya yang murni atau yang abal-abal kira2 ukuran berapa senti (cm) ya mbah. Kira2 butuh kabelnya berapa meter mbah. Alas untuk menggulung ukuran berapa x berapa mbah. maaf banyak tanya maklum pemula. Terima kasih mbah. kami dari jakarta ingin coba2 naik lagi mbah

    Suka

  43. 88 am80mkabul
    7 April 2011 pukul 19:18

    Yang kami pakai yang abal-abal Bang. PxLxT =7,5 x 4 x 6,5cm. Pokoknya beli kawat 2 ons, gulung primer dulu, sisanya digulung buat sekunder. Jika kern sudah ada, biaya Rp30 ribu buat beli kawat masih dapat kembalian goceng… Murah dahhhhh.. ayo buruan bikin..
    Salaman

    Suka

  44. 89 eko pilax
    20 Mei 2011 pukul 04:33

    mbah kabul saya punya bekas trafo yang modelnya kaya DONAT tapi dah terbakar.setelah saya buka lilitanya ternyata kerenya pake FERIT DONAT . yang jadi pertanyaan saya apa kern ferit itu bisa dipakai utuk trafo Modilasi(OT) kalau semisal bisa untuk jumlah lilitan & besarnya kawat apakah sama dengan sekema diatas…….matur suwun

    Suka

    • 90 am80mkabul
      20 Mei 2011 pukul 20:44

      Wah itu sebenarnya yang pingin kami coba. Tapi karena ndak punya pengalaman teknis menggulung ratusan gulungan pada kern donat, ya sementara angan-angan tersebut terkubur. Tapi kami yakin pasti bisa. Dicoba saja, hehehehe

      Suka

  45. 91 eko pilax
    20 Mei 2011 pukul 21:14

    matur suwun mbah ,nanti kalau berhasil aq postingin ke blog ini….

    Suka

  46. 5 Juni 2011 pukul 22:35

    sugeng pinange geh mbah kabul proyek dereng dhadhos amargi transistor finalnya anngak hooo saiki larene taseh dedepi radio tube jadul hhe he neng ngih muni saget krungu panjenengane mbah kabul siaran……..

    Suka

    • 93 am80mkabul
      7 Juni 2011 pukul 19:33

      Wilujeng dalu Mbah, pinanggih malih. Mugi panjenenganipun dipun paringi kasarasan kalis ing sambikala, lan ingkang baku mugi saget pinanggih wonten nggegana kanthi propagasi ingkang very-fair… gut-lak tuju-tiga..

      Suka

  47. 25 Juni 2011 pukul 07:50

    wak kabul, kira2 apa ya yang salah sama modulasi saya?? koq di radio suaranya kecil, padahal volume OCL 150 watt udah poll,, kira2 apa ya yang salah??? apa masalahnya di OT nya ya wak??? padahal Ampli OCL Tr jengkolnya udah di tambah, 2n3055 2 biji, MJ2955 2 biji… mohon bantuannya wak

    Suka

  48. 25 Juni 2011 pukul 07:56

    wak kabul, kira2 apa ya yang salah sama modulasi saya?? koq di radio suaranya kecil, padahal volume OCL 150 watt udah poll,, kira2 apa ya yang salah??? apa masalahnya di OT nya ya wak??? padahal Ampli OCL Tr jengkolnya udah di tambah, 2n3055 2 biji, MJ2955 2 biji… mohon bantuannya wak

    Suka

    • 26 Juni 2011 pukul 19:42

      Sayangnya sampeyan tidak menjelaskan OT yang sampeyan pergunakan, jika pakai OT 426 sangat tidak cocok untuk modulasi OCL. Menggulung sendiri sangat kami sarankan. Ngomong-ngomong Condenser Mic-nya masih OK ndak? Jangan-jangan disitu biangnya..

      Suka

      • 27 Juni 2011 pukul 07:50

        OTnya hasil menggulung sendiri om,, dengan spesifikasi sama persis seperti trafo wak kabul,, TETAPI karena ndak punya trafo 5A jd gulungnya di kern 3A, trus gara2 ndak punya kawat 0,6 mm jadi pake kawat email 0,5mm,, apa karena itu ya wak kabul masalahnya???? kalau ngomong2 masalah mic kayaknya ndak ada masalah wak micnya,,, apa harus sama persis ya bikin trafo modulasinya seperti punya wak kabul di atas??????

        Suka

  49. 27 Juni 2011 pukul 20:14

    OTnya hasil menggulung sendiri om,, dengan spesifikasi sama persis seperti trafo wak kabul,, TETAPI karena ndak punya trafo 5A jd gulungnya di kern 3A, trus gara2 ndak punya kawat 0,6 mm jadi pake kawat email 0,5mm,, apa karena itu ya wak kabul masalahnya???? kalau ngomong2 masalah mic kayaknya ndak ada masalah wak micnya,,, apa harus sama persis ya bikin trafo modulasinya seperti punya wak kabul di atas?????? 🙂

    Suka

    • 28 Juni 2011 pukul 10:00

      Ya barangkali sampeyan belum menemukan tap yang tepat cocok dengan TX sampeyan. Coba saja dipindah-pindah, dibolak-balik, sampai didapat yang ter-OK. Kern 3A kita pernah pakai dan ndak ada masalah kok. Ukuran Kern dan diameter kawat hanya perlu diganti jika kita sudah running melampaui 300W hahahaha.. kalau sekedar buat brik-brikan ngobrol dengan rekan-rekan di radio. Persoalannya baru muncul kalau kita berambisi mlothot RF Po Out dengan running sebesar-besarnya..

      Suka

  50. 100 Jagawana
    30 Juni 2011 pukul 09:26

    Wak Kabul ini saya sampaikan hasil tirakat selama liburan :

    Trafo Modulasi dengan lilitan sedikit dan kawat besar : Kem 5 A kawat email 0,7 mm primer 80 lilit ke modulator sekunder 200 lilit ke final.
    Arus besar ( sekitar 1 – 2 ampere), signal output besar, modulasi menyebabkan signal berkurang dari standby (goyang ke kiri). Bila modulasi besar maka signal bisa berkurang banyak sekali mendekati nol. Bisa goyang kanan jika tegangan bias pada gate ditambah tapi arus jadi besar sekali dan FET jebol, korslet, sekring putus.

    Trafo modulasi dengan lilitan banyak dan kawat kecil : Trafo 5 A primer CT + 18 V ke modulator sekunder 0 + 220 V ke final.
    Arus standar (kecil sekitar 0,5 ampere), signal output kecil, modulasi menyebabkan signal bertambah dari standby (goyang ke kanan), signal semakin besar seiring dengan makin kerasnya modulasi. Pada waktu tegangan gate rendah signal sedikit goyang kiri, dengan menambah tegangan gate sedikit saja mulai goyang kanan. Hati2 dengan tegangan tinggi pada drain, saya pasang pengaman dioda zener 3 x 120 V ( = 360 V ) korslet sementara FET-nya tidak apa2 ( tegangan untuk Final saya pakai cuma + 50 V).

    Bagaimana perbedaan kualitas modulasi yg dihasilkan saya belum sempat monitor karena liburnya cuma satu hari :0). Demikian laporannya, mudah2an bermanfaat untuk rekan yg penasaran. Goyang kiri . . . goyang kanan . . . . goyang ke kiri lalu ke kanan . . . .

    Suka

  51. 102 Jagawana
    8 Juli 2011 pukul 09:37

    Pasang dioda zener adalah siasat mengamankan FET supaya tidak jebol. FET bisa jebol karena kelebihan tegangan drain dan / atau signal pada gate terlalu besar. Pengamanannya pasang zener 12 V atau 15 V pada gate ke ground (umumnya batas tegangan aman gate = 20 V) dan pasang zener dari drain ke ground (saya pake IRF830 tegangan maksimal 500 V, jadi saya pasang zener 120 V / 1 Watt seri tiga buah = 360 V). Untuk FET lain tegangannya berbeda2 silahkan lihat di data sheet nya. Pasang dioda zener dengan tegangan lebih kecil dari tegangan maksimal yg bisa ditanggung FET yg dipakai. Kalau sedang beruntung yg rusak cuma dioda zenernya yg putus atau terbakar. Begitu penjelasannya Oom semoga bermanfaat.

    Suka

  52. 8 Agustus 2011 pukul 21:41

    pk kabul,,dulu sy pernah ngebrik ma panjenengan,,sy wong nganjuk tapi skrg ber mukim di korea.sy pernah nyoba kotak katik pmncr 80 m,dari transistor jenis pnp ataupun npn,terakir sy gunakan transistornya amplifier yg persegi panjang,gk tau watt keluar brp,,tapi untuk halo2 rekan sulawesi,,medan juga ok2 saja,osc nya pke 372 c,pre pke n 2219,pre2 pke 1162,drv pke d313 2 biji,,trs final pke c2097,atau bebas asal tegangan 40 up dan amper besar,modulasi pke audio kecil 7watt,,tapi di suntik ke c1162,trafo nya ot 240,klo gk ada ot ya langsung aja,,tapi di bikin lilitan di balun,rfc semua bikin sendiri,potong ferit radio sepanjang 2 jari,,gulung kawat mail 0,3 atau 0,4 ml,,100 gulung,,rfc makin ke tingkat atas,kawat email makin di besarin,,untuk jaga biar gk nggejos,,di rakit per tingkat,,output nya di tes pke lampu kecil 12volt di sambuk c keramik,,lampu nyala dari redup ke terang dst,,klo pengerjaan teliti,,gk kalah ma tabung,,,untuk sekarang sy dah gk ngebrik lagi,,tapi lagi eksperimen bikin pembangkit listrik tenaga gravitasi bumi,,klo pulang ke indo biar bisa di nikmati saudara2 kita yg belom terjangkau listrik,,dalam bentuk miniatur sudah berhasil,,kini akan sy usahakan skala minimal 700 watt,,cukup satu rumah,,mohon doa rekan2,,

    Suka

    • 9 Agustus 2011 pukul 02:25

      Sik sik tak eling elinge.. sampeyan apa yang biasa dipanggil Mas Bejo Nganjuk itu? Masak ini Mas Bejo.
      Mbae iki wis rada pikun, jadi souwri-souwri plis deh kalau lupa-lupa ingat. Namun terima kasih sedalam-dalamnya kami haturkan atas kesediaanya berbagi pengalaman di sini.
      Mengenai eksperimen generator listrik tenaga gravitasi bumi sungguh sangat menarik dan tentu saja kami dukung seratus persen plus PPN10 persen. He he he..
      Selamat berjuang di negeri orang, sukses dan pulang ke Indo dalam keadaan sehat waalfiat Amin.

      Suka

    • 106 NAWI
      17 Agustus 2011 pukul 12:16

      wah…… ini baru lagi nih…. OT/lilitan (modulasi) diinjeksi di buffer….
      tolong uplod gambarnya dong om…. biar kita2 nih bisa bikin radio brik….

      Suka

  53. 18 Agustus 2011 pukul 10:56

    Untuk yg dari korea eksperimenya bisa aku lihat kirim saja ke emailku asucipto@gmail.com agar teman2 bisa menggunakan modulasi kecil dengan hasil maksimal, thaks buat semua teman2 semoga puasanya tetap nyambung sampai tulisan ini dibuat.

    Suka

  54. 108 mr.paijo
    5 November 2011 pukul 19:07

    Wak kabul, saya punya ampli toa.dapet dari pasar loak , masalahe kuwi ot ne ilang wak, wak kabul bisa nggak cara nggulung ot 426 itu, bantuin kita ya wak, mau on air tapi ndak ada ot nya

    Suka

    • 6 November 2011 pukul 00:04

      Kami tidak punya pengalaman membongkar OT amplifier TOA, tapi kalau mengotopsi OT426 (60W) merk Sanho pernah, lilitannya kira-kira begini:
      Primer Bifilar 30 lilit kawat 1mm. Sekunder 70 lilit (4Ω), 115 lilit (8Ω), 226 lilit (16Ω), kawat 0,55mm. Kern pakai kern trafo 5A kecil/abal-abal.

      Suka

  55. 110 mr.paijo
    6 November 2011 pukul 08:42

    lha untuk sekundernya 70 lilit(4Ω) ,115 lilit (8Ω),226 lilit (16Ω). itu semuanya di seri? untuk it nya bisa pakai yangdigulung sebanyak 1358 lilit pada Primer dengan kawat 0,08mm dan sekunder bifilar 352 lilit dengan kawat 0,08mm

    Suka

  56. 19 November 2011 pukul 08:19

    Wak Kabul, Kemarin wakkabul pernah menjelaskan kepada Rekan2 supaya mudah untuk penginjeksian Modulasi Bisa melalui Driver Pemancar, Lha Kira2 Apa kelebihan dan kekurangan Kalau di pasang Driver apa? dan Kalau di injeksikan ke Final Apa? Trimks.

    Suka

    • 26 November 2011 pukul 00:29

      tulung mbah jawabane lek ke ngenteni tweeeee……na………nan, nganti tak susul wis arep tekan Wlingi lo mbah??……

      Suka

      • 28 November 2011 pukul 00:01

        Kadang-kadang modulasi yang ketinggalan jika disuntik via drain final akan menjadi lebih menonjol jika pemodulirannya diungsikan ke driver. Jadi ini trik terpaksa karena sedang ada ketidak beresan pada final.
        Wlingi.. sik sik sik sik, kok koyok tau krungu tembung Wlingi, daerah ngendi yo kuwi. Sik sik sik tak eling elinge dhisik.., sik sik sik…

        Suka

  57. 1 Desember 2011 pukul 10:43

    Matur Nuwun ngih mbah atas Keterangannya.
    Wlingi kan Anak,e Blitar..tar..tar.tar to Mbah??
    Mbah Kabul Saget nyuwun No Hp.ne Panjenengan?

    Suka

  58. 24 Desember 2011 pukul 01:21

    weleh weleh, ternyata 80 meteran masih ada, sekarang sudah bergeser dari tabung, transistor ke FET aku dah ketinggalan jaman, dunia ini dah aku tinggalkan 1970 tp rongsokannya misih tak simpen. salam tuk semua teman pd umumnya dan mbah Kabul khususnya, semoga sukses

    Suka

  59. 118 edy bambang susanto / radiomanok
    30 Desember 2011 pukul 14:56

    sya radio manok, sudah lama gak maen am. bisa nggak ya nyoba puspul RFPA?

    Suka

  60. 11 Januari 2012 pukul 10:58

    Kadose sing gadah dalem teseh sare….he…he..he

    Suka

  61. 122 gotri
    23 Januari 2012 pukul 17:42

    tasih sare kalian ngopi-ngopi…

    Suka

  62. 2 Februari 2012 pukul 08:16

    kANG WAWAN di Kota DURI Lam Kenal, ini Sy Tetanggamu, Tak tunggu tunggu suaranya di 80 meter band kok belum muncul, malah yang sering muncul Jambi, langsa, bukit tinggi,payah kumbuh, lampung,cikampek,Medan, apa mainnya di Frekwensi lain,ya?

    Suka

  63. 125 burisrowo
    4 Februari 2012 pukul 17:53

    om kabul .kulo saking jombang mancar am broadcast di 3,59 MHz Mohon ditengok sebentar apa nyampek blitar.

    Suka

  64. 15 Juni 2012 pukul 20:58

    Pak kabul mau tanya lagi nih. Berhubung OT426 susah carinya, dan juga -sebagai pemula- saya kurang pede melilit trafo sendiri, -apakah bisa mengganti OT426 dengan IT191? Soalnya kebetulan di kota saya msh ada yg jual IT191.
    Makasih sebelumnya pak.

    Suka

    • 16 Juni 2012 pukul 00:35

      Jangan guyon ah. Dari fungsi sudah lain, ukuran dan kepatutan sudah menyimpang jauh. Mungkin yang sampeyan maksud OT191 warna kuning, biasa ada pada radio CB. Itupun juga kurang besar dipakai buat brik-brikan 80m AM antar-kota-antar-propesi. Cocoknya buat antar RT kalee.. hehe..
      Gulung sendiri sajalah. Dengan kern sebesar kern 2A kecil itu sudah cukup buat OCL150W dan sudah layak buat dangdutan tanpa ada ketinggalan di modulasi. Jadi kenapa harus malu menggulung trafo sendiri?

      Suka

      • 16 Juni 2012 pukul 08:59

        Maklum msh pemula nih pak, jd msh agak2 buta huruf soal trafo gitu deh.. hehehe. Di kota saya hanay ada OT240 (merah) & IT191 (biru). Kalo kata penjualnya sih biasanya OT240 buat output radio penerima ke speaker & IT191 buat input modulasi pemancar.
        Makasih sarannya pak kabul. Saya akan baca2 lagi postingan pak kabul soal rumus melilit trafo, sambil ngumpulin pede buat melakukannya. 🙂

        Suka

  65. 20 Juni 2012 pukul 09:11

    Bos jack lanangan he he he mo tanya nih cara buka besi E di trafo gimana yah kok susah pada lengket tuh kalao di paksa malah plengok biar rapih gimana yah trus pasang lagi pakai lem aibon atau sirlak thank jawabannya ya om Jack.

    Suka

  66. 10 Oktober 2012 pukul 00:33

    punya saya suda jadi tinggal pasang antena 2x 16m betul apa salah ya????

    Suka

  67. 4 Maret 2013 pukul 18:52

    Assallamualikum… salam kenal, sugeng sonten..
    hemm.. hbis baca2 komen di atas.. jadi tertarik nih buat radio 80meteran.. sepertinya seru banget..

    Suka

  68. 7 April 2013 pukul 19:25

    selamat malam indonesia, apakah ada yang bisa bantu saya cari transistor type c1970,c1971 c1972. ditunggu terima kasih.

    Suka

  69. 136 dodi
    28 April 2013 pukul 10:37

    selamat siang om kabul, itu trafo pakai kern yang mana ya? 5A murni atau 5A kecil ( setara 3A murni )?
    biar mudeng enaknya diberikan keterangan luas kern nya, soalnya trafo 5A ada dua jenis.
    terima kasih.

    Suka

    • 29 April 2013 pukul 18:58

      Pak Dodi, yang saya pakai dalam penampakan gambar di atas kebetulan pakai kern 5A kecil / setara 3A murni. Ini bukan keharusan. Saya penah memakai kern 3A kecil juga tidak ada masalah. Saran saya bikin saja P dan S dengan banyak tap, jadi nanti bilamana ada ketidak-linieran modulasi atau timbul modulasi katok suwek karena tidak matching-nya impedansi audio dengan pemancarnya, kita tinggal memindah tap-nya. Jika modulasi benar-benar nendang, biasanya kern trafo modulasi akan bunyi saat mikropon sampeyan modulir. Salam

      Suka

  70. 138 dodi
    30 April 2013 pukul 15:11

    OK Om ntar kita coba, nah untuk arah gulungan apa tidak ada masalah? soalnya setahu saya itu trafo sebagai pembalik fasa. minggu lalu pernah coba dengan arah yang sama antara P & S malah suara serak, maklum teori belum lengkap… tank’s atas infonya

    Suka

    • 15 Mei 2013 pukul 23:44

      Ya tinggal bolak-balik saja koneksi kabelnya. Misal Primer ada 2 kabel khan , A dan B. A dapat Modulator, B dapat Ground, sekarang dibalik A dapat Ground, B dapat Modulator. Atau Sekundernya yang dibalik pengkoneksiannya. Saya biasanya begitu saja.

      Suka

  71. 141 iwan
    22 Juni 2013 pukul 10:05

    mumet lihat itung2an kalau ada yang jual pemancar sak mejanya

    Suka

  72. 142 Riefki
    5 September 2013 pukul 12:54

    Sugeng siang mbah kabul, salam kenal mbah kulo rumiyen ugi dolanan 80 meter band tahun 1987 – 1992 terus lanjut seira kilo neng suroboyo, pemancar rakitan sendiri akhire tak lungsurno neng konco. Aku baca blog iki kok rasane enom maneh koyo jaman nguprek-nguprek pemancar. Mbah kabul bojoku wong blitar lo….panjenenganipun lak piyantun blitar, blitar ingkang pundi. Nanti pas kalau pulang ke blitar aku pingin ngangsu kawruh neng mbahe.Matur suwun

    Suka

  73. 21 Januari 2014 pukul 14:52

    om kabul untuk pembuatan trafo modulasi kawat email ukuran 0.6mm habis brapa meter atau brapa ons..mohon pencerahan trima kasih …salam kenal

    Suka

  74. 146 Ichwan
    25 Januari 2014 pukul 20:28

    Maaf Mas Kabul…..
    mau tanya…., apa menerima pesanan perangkat TX homebrow yg siap pancal….
    saya masih pengin ngebrik di 80m, tp kondisi perangkat saya rusak.
    kebetulan dulu saya pake TX tabung, dan gak bisa betulin.
    Wawan Wonogiri

    Suka

  75. 147 lekdul
    9 November 2015 pukul 12:50

    salam kenal mas. mw tanya….. trafo OT191 jumlah lilitan P & S berapa ya…?????? sebesar apasih trafo OT191???

    Suka

  76. 149 mahyar
    17 April 2016 pukul 10:17

    om…..
    cara gulung OT untuk pemancar tabung gimana..
    primer dan skunder berapa lilit dan berapa diameter kawat…
    tegangan pake 700 volt
    pinal pake 6146 3btg..
    biar bisa main di 4.050 mhz
    mohon bantuan
    salam kekeluargaan
    mahyar
    medan
    sumut

    Suka

  77. 150 wahyu ds
    30 Oktober 2016 pukul 04:03

    salam sejahtera buat semua
    salam kenal jg buat rekan semua,sejak hijrah dari sumbar ke jawa barat (2005) /jaman banter termonitor pakde paimo karang anyar saat itu,sampai skrg belum bisa bentang lg antenna,dalam waktu dekat semoga bisa salami rekan lg
    salam

    Suka

  78. 151 Hadika Yanuar
    5 Juni 2017 pukul 14:40

    ning duwur ana seng bisik” trafo IT, iku 1358 lilit ning kern 100mA to wak ? nah OT kern 5A wes jelas 500 lilit, lek digulung ning kern 500mA dadi piro wak ? arep digae amplifier kelas A soal e, seng mini² wae… mumpung sek onok hasil mulung 100mA 500mA wkwkwkw

    Suka

  79. 8 November 2017 pukul 14:10

    salam sekyu koling modin ahmad
    mau bikin trafo output primer 12V SKUNDER 16 OHM JML LILITANE BERAPA MBAH KABUL

    Suka


Tinggalkan komentar




Вы в настоящее время Kaping Гости:

  • 255.588 hits
free counters
Kabul Tembel bin PM (Parto Moeloed zonder huruf T) Osc: 2SK241, 2x 2N3904 Pre Driver: 2N2222A-2SC2053-2SC2166 RF PA: IRFP250N Modulator: OCL 150 Antena: Kabel Telpon 2x17m カブールSTYビンPM(Parto Moeloedゾンダー手紙T) OSC:2SK241、2N3904×2 プリドライバ:2N2222A-2SC2053-2SC2166 RF PA:IRFP250N 変調器:OCL150 アンテナ:ケーブル番号2x17m
Click for Jakarta Soekarno-Hatta, Indonesia Forecast

Top Post & Top Page

Variable Frequency Oscillator
Final Tlansistol
Receiver AM
JBL35

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 46 pelanggan lain